Bomber Wanita Lebih Efektif

Bomber Wanita Lebih Efektif
DUKA CITA- Seorang wanita sambil menangis meletakkan karangan bunga dan lilin untuk mengenang para korban ledakan kereta bawah tanah di stasiun Lubyanka, Moskow, Senin, (29/3). Dua ledakan menggoncang sistem kereta bawah tanah Moskow Senin pagi pada saat stasiun sedang dipenuhi penumpang di jam-jam sibuk, sedikitnya 37 orang dan puluhan lainnya luka-luka. Foto: AP
Para wanita pengebom --di Rusia dikenal dengan nama Shahidka-- itu direkrut dari para wanita Chechnya yang kehilangan suami, anak, ayah, atau kerabat lainnya akibat invasi militer Rusia. Ada juga yang korban pemerkosaan. Tapi, ada pula yang bergabung setelah diperas atau diintimidasi gerilyawan Chechnya.

Yang pasti, mereka mendapatkan julukan Black Widows atau "Janda Hitam" itu dari pakaian mereka yang serbahitam saat beraksi. Di balik pakaian yang menutupi seluruh bagian tubuh itu, mereka mengenakan sabuk bermuatan bahan peledak.

 

Taktik bunuh diri mulai digunakan para kelompok anti Rusia di Chechnya pada 2000. Nah, setelah drama penyanderaan di gedung teater tadi, gerilyawan Chechnya menjadi lebih sering melibatkan wanita dalam aksi mereka.

Di antaranya, dalam percobaan pembunuhan terhadap Akhmad Kadyrov--pemimpin Chechnya pro-Rusia--pada Mei 2003, insiden pada festival rock panggung terbuka di Moskow pada Juli dan Desember 2003, dan drama penyanderaan di sekolah Beslan, Ossetia Utara, pada 2004.

NAMA Black Widows atau Janda Hitam kembali mengemuka seiring serangan bom ganda di Stasiun Metro di Moskow Senin pagi lalu (29/3). Apalagi setelah

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News