Bukan Cuma Padat Karya, Indonesia Butuh Industri Padat Teknologi
jpnn.com - JAKARTA - Dalam menghadapi persaingan global, Indonesia tak bisa hanya bergantung pada keberadaan industri padat karya yang selama ini selalu diandalkan karena menyerap banyak tenaga kerja dalam jumlah besar.
Ke depannya, Indonesia harus mulai berorientasi membentuk industri-industri yang bersifat padat teknologi dengan didukung oleh kemampuan tenaga kerja yang terampil, ahli dan bersertifikasi kompetensi kerja.
“Untuk mendorong industri nasional yang kompetitif dan berdaya saing tinggi, Indonesia harus mulai berorientasi membangun industri nasional yang padat teknologi di berbagai wilayah Indonesia,” kata Menteri Ketenagakerjaan M Hanif Dhakiri.
Dia mengatakan dalam membangun industri padat teknologi di Indonesia memang memilki tantangan tersendiri. Hal ini terkait ketersediaan sumber daya manusia yang berkualitas dan jumlah angkatan kerja nasional yang besar jumlahnya dan butuh penyerapan lapangan kerja.
“Bila ingin orientasinya industri nasional yang kompetitif, kita butuh industri padat teknologi. Cuma masalahnya bagaimana dengan SDM kita? Bagaimana juga agar jumlah maupun kualitas dari industri padat teknologi paralel dengan jumlah angkatan kerja kita secara nasional. Ini menjadi tantangan,” kata Hanif.
Menaker memberikan contoh, di suatu daerah ada suatu pabrik yang merekrut seribu orang. Lalu ada pengangguran seribu orang juga. Sebagai solusinya, logika paling sederhana adalah membangun satu pabrik lagi yang bisa merekrut seribu orang.
“Tetapi kalau kita membangun satu pabrik lagi itu artinya yang dibangun adalah industri padat karya. Saya berpikir, kalau modelnya seperti itu, industrinya tetap tidak akan kompetitif dalam persaingan global,” kata Hanif.
Sebagai solusi, ujar Hanif, seharusnya yang harus dibangun adalah industri padat teknologi yang kompetitif dan bisa menyerap seribu tenaga kerja juga. "Yang kita perlukan adalah lima industri yang padat teknologi, yang sangat efisien, yang masing-masing industrinya ini menyerap 200 orang,” kata Hanif.
JAKARTA - Dalam menghadapi persaingan global, Indonesia tak bisa hanya bergantung pada keberadaan industri padat karya yang selama ini selalu diandalkan
- Gunung Ibu di Halmahera Erupsi, Abu Melambung sampai 2.000 Meter
- Info Terbaru soal Kontrak Kerja PPPK, Semoga Bukan Sekadar Angin Surga
- Solusi Honorer Gagal jadi PPPK 2024, Ada Istilah NIP Paruh Waktu
- 5 Berita Terpopuler: Jadi Sorotan, Data Terbaru Perbandingan PNS & PPPK Keluar, Akhirnya Ribuan SK Terbit
- Petinju Asal Sumba Ini Gagal Menjadi Tamtama TNI AD
- Minerva Taran Optimistis Raih Suara Terbanyak di Munas II PPJI 2024