Bukan Makan Pisang Bakubak

Bukan Makan Pisang Bakubak
Bukan Makan Pisang Bakubak

Jika demikian apa gunanya Pemilu? Apapun hasilnya, walau masih mengecewakan,  bangsa ini harus menjalaninya. Yang dianggap bermutu itu memang berlaku periodik.  Bukan “kualitas” yang sebenarnya, karena yang ideal itu ada di masa depan yang butuh pergumulan, dan bukan dalam istilah orang Minang, “makan pisang bakubak” sekali kupas terus jadi. (***)
Berita Selanjutnya:
Bangsa Besar versus Cabai

SAYA teringat kisah seorang ayah dan putranya. Tatkala si ayah menaiki keledai dan anaknya berjalan mengikutinya, kalangan man on the street mencibir. 


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News