Bukan Surga untuk Motor

Catatan Kurniawan Muhammad, Johannesburg

Bukan Surga untuk Motor
JARANG - Salah sebuah sepeda motor yang terlihat di jalanan di Afsel. Foto: Yuyung Abdi/Jawa Pos.
Di Indonesia, lebih murah dan cepat naik sepeda motor daripada angkutan umum. Apalagi, membeli motor di Indonesia semakin mudah. Hanya dengan uang muka Rp 200 ribu, motor bisa dibawa pulang. Karena itu, salah satu penyebab kemacetan kota-kota besar di Indonesia adalah populasi motor yang tak terkendali.

Di beberapa kota di Afsel yang saya kunjungi, kondisi beberapa jalannya juga terlihat macet. Terutama pada jam berangkat kerja pagi dan pada jam pulang kerja sore. Padahal, motor sangat jarang ditemui di jalan-jalan tersebut. Jika minat membeli motor warga Afsel seperti minat orang Indonesia, mungkin kemacetan di sana semakin parah.

Soal harga motor yang dianggap mahal di Afsel, tidak dibantah oleh Rishal Patel, seorang sarjana lulusan IT dari Varsity College (sebuah universitas swasta di Johannesburg). Dia ngobrol cukup lama dengan saya di Nelson Mandela Square.

Ketika saya tanya soal rata-rata harga motor yang dijual, dia minta waktu menghubungi temannya yang tahu betul harga motor untuk setiap jenis cc. Tak lama berselang, dia lantas menjelaskan kepada saya. Untuk motor 150 cc, harganya sekitar 20 ribu rand (sekitar Rp 24 juta). "Yang 600 cc sekitar 120 ribu rand," kata pria berusia 21 tahun yang berdarah campuran India-Afsel itu.

DUA pekan sudah saya berada di Afrika Selatan (Afsel). Selama itu, saya telah mengunjungi beberapa kota utama di sana; mulai dari Johannesburg, Pretoria,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News