Bukan Surga untuk Motor

Catatan Kurniawan Muhammad, Johannesburg

Bukan Surga untuk Motor
JARANG - Salah sebuah sepeda motor yang terlihat di jalanan di Afsel. Foto: Yuyung Abdi/Jawa Pos.
"Mungkin orang semakin takut mengendarai motor," kata Tanekha Ponsa, seorang polisi lalu lintas di Stranger Street, Durban. Mengapa takut? Dia menjelaskan, banyak kasus kecelakaan motor di Afsel yang berujung pada kematian sang pengendara.

Faktor lain kemungkinan adalah harga. "Kebanyakan masyarakat di sini, terutama dari kalangan menengah ke bawah, menganggap harga motor mahal," lanjut Tanekha.

Karena dianggap mahal, warga dari kalangan menengah ke bawah lebih memilih menggunakan transportasi publik ketimbang menggunakan motor. "Bagi yang punya uang, lebih baik membeli mobil daripada motor," imbuhnya.

Itu jelas berbeda dengan kondisi di Indonesia, negara surganya motor. Sampai-sampai dua pembalap papan atas MotoGP, Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo, memasang salah satu tagline promosi pabrikan motor Jepang yang memasarkan produknya di Indonesia, pada baju balap dan motor mereka. Itu dilakukan karena Indonesia merupakan pangsa terbesar pabrikan tersebut di dunia.

DUA pekan sudah saya berada di Afrika Selatan (Afsel). Selama itu, saya telah mengunjungi beberapa kota utama di sana; mulai dari Johannesburg, Pretoria,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News