Bung Komar: Pasar Rakyat Barometer Peradaban Sosial-Ekonomi

Bung Komar: Pasar Rakyat Barometer Peradaban Sosial-Ekonomi
Anggota DPR dari PDI Perjuangan Komarudin Watubun bersama Joko Widodo. Foto: Charlie Lopulua/Indopos/JPNN

Politikus PDI Perjuangan itu menambahkan, pasar rakyat bukan untuk bersaing dengan minimarket, mal, dan supermarket.

“Namun, ini merupakan momentum membangun keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,” imbuh anggota DPR dari dapil Papua itu.

Di sisi lain, industri ritel di Indonesia pada 2016 lalu mampu menyerap 13,7 juta tenaga kerja. Sementara itu, omset pada 2011 mencapai Rp 100 triliun.

Omset ritel meningkat menjadi Rp 135 triliun pada 2012. Setahun berselang, omset menjadi Rp 148 triliun.

Pertengahan 2015, sekitar 31.230 outlet ritel beroperasi di Indonesia.

Perinciannya, sebanyak 29.290 minimarket, 1.171 supermarket, 290 hypermarket, 445 department store, dan 34 whole sale.

Total omset industri ritel pada 2014 mencapai Rp 165 triliun. Sementara itu, omset pada 2015 berkisar Rp 184 triliun.

Di sisi lain, pasar rakyat menghadapi banyak kendala seperti tata kelola produksi tidak efisien, jalur distribusi panjang sejak dari kelompok tani, pengepul, tengkulak besar, pedagang hingga konsumen.

Anggota DPR RI Komarudin Watubun mengatakan, denyut nadi perekonomian sebuah daerah bisa dilihat dari pasar-pasar rakyat atau pasar tradisional.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News