Bung Komar: Pasar Rakyat Barometer Peradaban Sosial-Ekonomi

Bung Komar: Pasar Rakyat Barometer Peradaban Sosial-Ekonomi
Anggota DPR dari PDI Perjuangan Komarudin Watubun bersama Joko Widodo. Foto: Charlie Lopulua/Indopos/JPNN

“Akibatnya, ketersediaan barang pokok di pasar tidak pasti dan harga-harga semakin mahal bagi konsumen. Kondisi ini diperparah oleh operasi pengijon, rentenir, dan tengkulak. Petani, peternak, dan nelayan hingga pedagang skala kecil dari pasar rakyat tidak memiliki akses pembiyaan dari lembaga keuangan,” imbuh Komarudin.

Berdasar survei Nielsen pada 2013, jumlah pasar rakyat terus merosot. Pada 2007, jumlah pasar rakyat sebanyak 13.550.

Sementara itu, jumlah pasar rakyat pada 2009 berjumlah 13.450. Pada 2011, pasar rakyat berjumlah 9.950. Sebaliknya, pasar modern terus bertambah sejak 2007 hingga 2013.

Di sisi lain, Asosiasi Pengelola Pasar Indonesia (Asprindo) pada 2013 merilis laporan bahwa 70 persen dari bangunan pasar rakyat di seluruh Indonesia sudah berusia lebih dari 20 tahun.

Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) menyebutkan jumlah pasar rakyat di Indonesia berkurang dari 13.540 menjadi 9.950 pada 2011. Sementara itu, jumlah pedagang berkisar 12.625.000 orang.

Komarudin menambahkan, tata kelola pasar rakyat menjadi sangat penting. Bukan cuma penyerapan lapangan kerja yang besar, tapi juga ketersediaan pasokan dan harga pangan yang selalu menjadi pemicu berbagai kerusuhan sosial dan revolusi selama lebih dari 100 tahun terakhir di berbagai negara di dunia.

“Maka, stabilitas harga-harga barang, pasokan dan ketersediaan pangan di pasar rakyat sangat penting bagi keamanan negara dan kesejahteraan rakyat. Kita dapat membangun peradaban sosial ekonomi melalui pasar-pasar rakyat,” ujar Komarudin.

Dia menyebutkan, beberapa negara memiliki pasar rakyat yang legendaris. Misalnya, Spanyol yang memiliki pasar rakyat La Boqueria di distrik Ciudad Vieja, Barcelona.

Anggota DPR RI Komarudin Watubun mengatakan, denyut nadi perekonomian sebuah daerah bisa dilihat dari pasar-pasar rakyat atau pasar tradisional.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News