Bus Terbang Kandaskan Monorel

Bus Terbang Kandaskan Monorel
Bus Terbang Kandaskan Monorel
JAKARTA-Mengatasi kemacetan di jalan tol tak hanya pembenahan ruas tol. Itu yang ditegaskan Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Udar Pristono. Dia menyebutkan pembenahan transportasi publik juga diperlukan.

jpnn.com - Salah satu rencananya memanfaatkan tiang-tiang monorel yang mangkrak sebagai penyangga jalan untuk jalur Guide Bus/bus melayang.

’’Jalan tol dan pelayanannya memang harus dibenahi tetapi transportasi publik juga harus diperhatikan,’’ kata Pristono dalam Focus Group Discussion (FGD) yang diadakan INDOPOS di Gedung Graha Pena, Jalan Kebayoran Lama 12, Jakarta Selatan.

Dia mengaku rencana jangka pendek ini, Pemprov DKI Jakarta akan memanfaatkan tiang penyangga jalur monorel yang mangkrak menjadi Guided Bus. Ini merupakan jalur bus yang menggunakan jalan dengan ban biasa dan bukan menggunakan jalur rel seperti kereta.

’’Jadi tiang-tiang monorel yang nganggur rencananya dialihkan menjadi jalur untuk guided bus,’’ lanjutnya. Menurut Pristono, pihaknya sudah mengajukan ide itu ke Bappenas, dana yang dibutuhkan sekitar USD 500 juta.

’’Rencananya pembangunannya dimulai pada awal 2012 sehingga 2014 ditargetkan sudah bisa selesai,’’ kata Pristono. Dia mengatakan, banyak keuntungan yang diperoleh dari Guided Bus. Beberapa keuntungannya yakni pemerintah daerah tak perlu lagi membuat manajemen baru dan bisa melanjutkan manajemen yang sudah dibangun bersama Badan Layanan Usaha (BLU) TransJakarta.

’’Kan sistemnya seperti bus TransJakarta, hanya bus itu yang lewat jalan layangnya,’’ tutur Pristono. Selain itu, katanya, sistem ini juga dapat memperluas jangkauan pelayanan jaringan sehingga bisa lebih optimal, dan meringankan beban pusat kota dari pergerakan untuk singgah. Rute Guided Bus atau yang mulai akrab disapa bus terbang itu menggunakan jalur melingkar (loop line). Jalur ini berbeda dengan jalur bus TransJakarta yang menggunakan sistem radial (menyebar).

:TERKAIT ’’Akan makin banyak alternatif transportasi di Jakarta,’’ kata Pristono. Sementara depo atau haltenya nanti akan dibangun di atas sehingga penumpang naik turun tangga untuk menuju halte kemudian naik bus. ’’Pada prinsipnya seperti bus TransJakarta, hanya ini terbang,’’ kata Pristono. Dia memprediksi untuk sistem bus layang itu, dibutuhkan 50 unit bus gandeng dengan kapasitas per bus 180 orang. Headway (jarak tempuh) bus-bus ini kurang lebih 3 menit. Sementara tarifnya dihitung-hitung Rp 6 ribu sampai Rp 8 ribu. Diharapkan, sistem ini menggunakan subsidi seperti TransJakarta.

’’Per jalur melingkar diprediksi dapat mengangkut sekitar 45 ribu penumpang per hari,’’ harap Pristono. Dua tahun ke depan, harap Pristono, ada pertumbuhan penumpang sebanyak 218.565 orang per hari. Jalur bus terbang akan menumpang tiang-tiang monorel yang sudah berdiri seperti di kawasan Kuningan dan Senayan. Rencananya dibangun 16 titik halte dengan jalur melingkar. Jalur tersebut yakni 12 titik yang akan menjadi titik transfer ke koridor lain dan stasiun kereta api.

JAKARTA-Mengatasi kemacetan di jalan tol tak hanya pembenahan ruas tol. Itu yang ditegaskan Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Udar Pristono. Dia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News