CEO Indonesia Paling Optimistis

CEO Indonesia Paling Optimistis
CEO Indonesia Paling Optimistis

jpnn.com - JAKARTA - Keluhan para pengusaha terhadap iklim investasi di Indonesia kerap terdengar. Namun sejatinya para pemimpin bisnis atau chief executive officer (CEO) di tanah air termasuk yang paling optimistis jika dibandingkan negara-negara lain.

 

Senior Partner PricewaterhouseCoopers (PwC) Indonesia Irhoan Tanudiredja mengatakan, optimisme para CEO di Indonesia memang lebih banyak dipengaruhi prospektifnya perekonomian Indonesia. "Kuncinya satu, tumbuh pesatnya middle class (masyarakat kelas menengah) di Indonesia," ujarnya kepada Jawa Pos kemarin (11/10).

Sepanjang periode Juni - Agustus 2013 lalu, perusahaan jasa akuntan dan konsultan bisnis terbesar di dunia ini memang melakukan survei terhadap 478 CEO dari 21 negara di kawasan Asia Pasifik. Hasilnya, sebagian besar CEO menyatakan optimistis terhadap prospek perekonomian negara di kawasan itu. "Khusus Indonesia, para CEO-nya masuk kategori paling optimistis," katanya.

Menurut Irhoan, optimisme para CEO di Indonesia itu memang sudah sepatutnya. Sebab, para pemimpin perusahaan negara-negara lain juga memandang Indonesia sebagai negara dengan prospek ekonomi cerah. Bahkan, ketika 478 CEO diminta memproyeksi negara mana di kawasan Asia Pasifik yang berpotensi mencetak pertumbuhan ekonomi, Indonesia muncul di posisi pertama. "Indonesia dipilih 1 dari 5 CEO. Posisi ke dua adalah Myanmar yang dipilih 1 dari 10 CEO," sebutnya.

Namun, lanjut Irhoan, Indonesia tidak hanya penuh keindahan dan prospek cerah. Sebab, para CEO juga masih melihat adanya potensi hambatan pertumbuhan ekonomi, misalnya keterbatasan infrastruktur dan kualitas layanan birokrasi yang belum memuaskan. "Itulah PR (pekerjaan rumah) Indonesia," ucapnya.

Bagaimana dengan ajang Pemilu 2014" Irhoan mengakui, perhelatan pesta demokrasi 5 tahunan itu juga menjadi perhatian para CEO. Memanasnya situasi politik memang bisa berpengaruh terhadap bisnis, terutama jika terjadi perubahan-perubahan kebijakan secara ekstrem. "Untuk jangka pendek, itu (Pemilu) akan membuat pebisnis wait and see (melihat dan menunggu, Red). Tapi untuk jangka panjang tidak banyak berpengaruh,' jelasnya.

Irhoan menambahkan, sektor konsumsi termasuk otomotif, properti, serta teknologi informasi akan menjadi primadona para investor. "Intinya, semua sektor yang terkait dengan middle class dipandang sangat prospektif," ujarnya.

JAKARTA - Keluhan para pengusaha terhadap iklim investasi di Indonesia kerap terdengar. Namun sejatinya para pemimpin bisnis atau chief executive

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News