Dari Sak Semen jadi Tas Keren

Dari Sak Semen jadi Tas Keren
Ingelin Sutikno bersama tas hasil produksinya. FOTO : Jawa Pos

jpnn.com, SURABAYA - Alumnus Jurusan Fashion Design and Business Universitas Ciputra Ingelin Sutikno sedang sibuk mempersiapkan pameran pertamanya. Kemarin dia mendiskusikan hasil tugas akhirnya berupa tas jinjing dari bahan sak semen dengan dosennya, Agnes Olivia. Dia berencana melangsungkan pameran di Ciputra World Fashion Week pada 21-23 September.

Karya untuk tugas akhir kuliahnya tersebut patut diacungi jempol. Dia membuat tas dari kertas sak semen yang sering dibuang begitu saja. Perempuan asal Pekalongan itu mengaku bahwa benda tersebut menjadi pilihannya karena sering dijumpai di sekitar rumah maupun kampusnya.

"Ide itu sebenarnya muncul saat ibu dosen menyuruh untuk membuat sesuatu yang dapat menjadi solusi dari sebuah permasalahan," jelasnya saat ditemui di Universitas Ciputra kemarin. Permasalahan yang diangkatnya adalah banyaknya bekas sak semen yang keleleran. "Dari situ saya berpikir. Bisa nggak ya sak semen ini diolah jadi sesuatu," ujarnya.

Setelah melakukan riset yang cukup panjang, dia mengaku punya dua pilihan. Dia pun harus memilih salah satu. "Awalnya itu sepatu dan tas. Tapi setelah diriset ulang, ternyata sepatu kurang sesuai jika bahannya dari sak semen," terangnya. Titik terang kembali muncul saat dia mempelajari sifat-sifat sak semen itu.

"Nah, sak semen kan bisa mengangkat berat sekitar 10-50 kilogram. Dan bahannya pun enggak mudah sobek. Jadi kalau dipakai tas yang isinya bisa bermacam-macam, tentunya masih kuat," jelas perempuan 22 tahun tersebut. Tidak hanya itu, dia juga pernah menjumpai beberapa tukang yang selalu menutupi bahan-bahan yang tidak boleh terkena air dengan sak semen. "Berarti kan ketahanan sak semen untuk terkena air itu juga lebih kuat," imbuhnya.

Untuk membuat satu tas, dia membutuhkan waktu sekitar satu minggu. Yang membutuhkan waktu lama tentu pengolahan sak semen itu. Sebelum akhirnya dijahit, sak-sak semen tersebut harus dibersihkan terlebih dahulu. Lalu, dicat dengan cat waterproof beberapa kali. Untuk tahap akhir, dia menambahkan cairan yang bisa meningkatkan kekuatan waterproof. (ama/c6/any) 

Setelah melakukan riset yang cukup panjang dan berliku, dia mengaku punya dua pilihan.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News