Data Makro Pemerintah Bikin Pengusaha Bingung
Selasa, 08 Agustus 2017 – 11:23 WIB
Menurut Hariyadi, para pengusaha di berbagai sektor merasakan penurunan belanja, terutama dari kelas menengah. Dampak terbesar dialami sektor ritel dan properti.
Padahal, data ekonomi versi pemerintah menunjukkan kenaikan pembayaran pajak pertambahan nilai (PPN) sebesar 13 persen.
”Seharusnya volume transaksi naik (kalau PPN naik). Faktanya tidak begitu,” bebernya.
Hariyadi yakin bahwa kelas menengah memilih untuk menyimpan uang di bank. Buktinya, simpanan masyarakat di bank (dana pihak ketiga) terus melambung.
Sedangkan penurunan daya beli kelas menengah ke bawah terjadi karena penyerapan tenaga kerja semakin rendah. (ken/agf/c11/noe)
Pengamat ekonomi dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto mengatakan, penurunan konsumsi pada Ramadan dan Lebaran
Redaktur & Reporter : Ragil
BERITA TERKAIT
- Tol Solo-Yogyakarta Seksi 1 Diresmikan, Mengefisienkan Waktu Tempuh & Pengungkit Pertumbuhan Ekonomi
- Puluhan Asosiasi Menolak Kebijakan PP Nomor 28 Tahun 2024
- Peruri Dukung Pertumbuhan Ekonomi Inklusif Bagi Penyandang Disabilitas
- Ini Upaya Bea Cukai Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Lewat Pemberdayaan UMKM
- Prabowo Pengin Ekonomi Tumbuh 8 Persen? Ini Saran dari Dradjad Wibowo
- Dirut Pertamina Paparkan Transisi Energi untuk Pertumbuhan Ekonomi di IISF 2024