Demo Undang-Undang Tewaskan 28 Orang

Demo Undang-Undang Tewaskan 28 Orang
Demo Undang-Undang Tewaskan 28 Orang
DHAKA--Ketegangan antara pemerintah sekuler Bangladesh dan kelompok radikal kembali melahirkan aksi kekerasan. Senin (6/5) sedikitnya 28 orang tewas "22 orang di Kota Dhaka dan enam di kota lain" dalam bentrokan polisi dengan aktivis radikal di ibu kota. Para aktivis golongan Islam menuntut pemberlakuan undang-undang anti-penistaan agama.

Kepolisian Dhaka menyebutkan, bentrokan pada Minggu siang (5/5) itu sebagai salah satu aksi kekerasan terburuk sejak kemerdekaan Bangladesh sekitar empat dekade lalu. Ratusan karyawan yang sebagian besar bankir, pialang dan pejabat asuransi, terpaksa menginap di kantor mereka. Sebab, sampai malam suara tembakan dan ledakan masih riuh terdengar di sekitar distrik komersial Motijheel.

Sejumlah saksi mata menyatakan, massa tidak hanya membakar pertokoan. Mereka juga menebangi pepohonan serta menghujani aparat dengan ribuan batu. "Kami terpaksa bertindak tegas setelah massa tidak terkendali dan menyerang kami dengan batu bata, bambu, batu, dan balok kayu," terang Jubir Kepolisian Dhaka Masudur Rahman.

Karena terdesak, polisi menyemprotkan gas air mata untuk membubarkan massa yang memadati kawasan Motijheel. Aparat juga menggunakan meriam air, granat suara, dan peluru hampa untuk menghalau sekitar 70 ribu orang yang tergabung dalam kelompok Islam radikal. Aksi balasan aparat itu pun berhasil membubarkan massa.

DHAKA--Ketegangan antara pemerintah sekuler Bangladesh dan kelompok radikal kembali melahirkan aksi kekerasan. Senin (6/5) sedikitnya 28 orang tewas

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News