Detik-detik Kepala Pendaki Gunung Rinjai Terbentur Batu, Duh

Detik-detik Kepala Pendaki Gunung Rinjai Terbentur Batu, Duh
Suasana saat para pendaki Gunung Rinjani dievakuasi menuju Sembalun pada Senin lalu (30/7). Foto: MUHAMMAD ASHAR FOR JAWA POS

Tapi, sampai habis nanas yang jadi bekal, gempa susulan masih terasa beberapa kali. Disertai guguran bebatuan dari atas tebing.

Jalur pulang ke Senaru tertutup longsoran. Jembatan penghubung menuju ke Plawangan Sembalun juga putus.

Pada Minggu pagi itu, Anca dan ratusan orang di Danau Segara Anak tahu, mereka terperangkap.

***
Semua seperti berjalan sesuai rencana yang disusun Ayu dan Ano bersama porter mereka, Anca. Kamis pagi berangkat dari Jalur Bawak Nao, Sembalun. Dan, setelah malamnya summit attack, pada Minggu pagi mereka sudah bisa bersantai di Danau Segara Anak.

Rata-rata memang demikianlah jalur pendakian di gunung setinggi 3.726 meter itu. Berangkat dari Sembalun, menginap di Plawangan Sembalun, ke puncak, turun ke Danau Segara Anak, lalu pulang melewati Plawangan Senaru menuju Senaru.

Porter adalah para warga di sekitar Sembalun. Mereka tak hanya bertugas membawakan barang. Tapi, juga penunjuk jalan.

Berkemah di Segara Anak jadi semacam momen relaksasi bagi para pendaki. Setelah berjuang menggapai puncak. Di antaranya melewati ”Bukit Penyiksaan”. Dan, sebelum pulang ke Senaru yang jalurnya banyak bebatuan.

Tapi, gempa pada Minggu pagi lalu itu mengacaukan semua rencana. Saat tiga titik tebing longsor, Anca, Ayu, Ano, dan para pendaki lain hanya bisa bertahan di tenda. Yang berdiri di tepian danau. Jauh dari titik longsor.

Muhammad Ainul Muksin, pendaki Gunung Rinjani, panik saat gempa Lombok mengguncang, kepalanya membentur bebatuan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News