Di Balik Industri Perkebunan Australia: Nasib Pekerja yang Menopang Sumber Pangan

"Ketika di sana, saya menyadari semua yang dijanjikan tidak benar. Saya menyesal," katanya.
Mike kemudian meminta bantuan lagi dari serikat pekerja dan kembali mengikuti program resmi pekerja musiman dari Pemerintah Australia.
Saat ini Mike sudah kembali ke Vanuatu dan berharap akan kembali lagi ke Australia untuk musim panen tahun depan.
Ia menegaskan pentingnya para pekerja untuk mengetahui hak-hak mereka.
Program pemerintah dianggap 'paling bagus'
Data terbaru menunjukkan jumlah pekerja musiman yang melarikan diri dari majikan mereka naik dari 225 orang menjadi 1.181 sepanjang tahun lalu.
Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia (DFAT) sampai harus menerbitkan poster sebagai peringatan kepada pekerja yang melarikan diri: "Anda membuat malu reputasi keluarga sendiri."
Setelah ada kritikan soal peringatan tersebut, DFAT meninjau kembali poster tersebut, yang sekarang sudah tidak bisa diunduh lagi dari situs DFAT.
Juru bicara Pemerintah Australia mengatakan perlakuan buruk terhadap pekerja musiman tidak dapat diterima dan mereka sudah memberikan penjelasan kepada pekerja musiman sebelum dan sesudah tiba di Australia mengenai hak mereka.
Dewi, seorang pekerja di Australia mengatakan teman-temannya yang tak memiliki visa dan dokumen resmi takut dideportasi, jika melaporkan perlakuan buruk dari majikannya
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Korea Selatan dan Australia Ramaikan Semarang Night Carnival 2025
- Kemenaker Targetkan 50 Ribu Calon Pekerja Ikut Program Magang Nasional
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Permintaan Kerja dari Luar Negeri Capai 1,7 Juta, RI Baru Bisa Serap Sebegini
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina