Dikritik Perantau, Petahana Kota Bukittinggi Ini Salahkan Pendahulunya

Dikritik Perantau, Petahana Kota Bukittinggi Ini Salahkan Pendahulunya
Petahana calon Walikota Bukittinggi, Propinsi Sumatera Barat (Sumbar), Ismet Amzis. FOTO: DOK.Pemkot Bukittinggi

jpnn.com - JAKARTA - Calon Wali Kota Bukittinggi, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), Ismet Amzis menepis kritikan terkait kesemrawutan Kota Bukittinggi. Menurutnya, masalah tersebut sudah ada jauh sebelum diriya menjadi walikota.

“Tidak sekarang saja Bukittinggi itu semrawut. Sebelum saya jadi wali kota, sudah seperti itu juga saya terima dari walikota sebelumnya,” kata Ismet, menjawab pertanyaan perantau, dalam acara “Dialog Badunsanak dengan Cawako Bukittinggi Periode 2015-2020”, di Jakarta, Minggu (27/9).

Ismet yang merupakan petahana itu juga menepis pertanyaan seorang perantau yang mengganggap lemah kepemimpinan lima tahun terakhir ini dalam hal membenahi kota Bukittiggi.

Menurut Ismet, hal itu terjadi karena wakil walikota.

“Saya akui, lemahnya leadership, itu terjadi karena wakil saya periode pertama dahulu latar belakangnya dokter. Karena itu sekarang saya pilih calon wakil wali kota pengusaha dan pernah jadi anggota DPD,” katanya.

Demikian juga halnya dengan tidak terealisasinya Peraturan Pemerintah Nomor 84 tahun 1999 tentang Perluasan Kota Bukittinggi. Ismet mengaku telah menghadap Gamawan Fauzi semasa menjabat Menteri Dalam Negeri (Mendagri).

“Saya sudah bicarakan PP 84 dengan Pak Gamawan Fauzi. Saya sudah katakan berdosa kita kalau tidak eksekusi PP tersebut. Sampai beliau selesai masa jabatannya, tidak jalan juga itu PP,” tegasnya.

Terakhir Ismet Amzis juga menjelaskan keberadaan dua rumah sakit rehabilitasi korban narkoba di Kota Bukittinggi. Menurut dia, pasiennya bukan warga Kota Bukittinggi.

JAKARTA - Calon Wali Kota Bukittinggi, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), Ismet Amzis menepis kritikan terkait kesemrawutan Kota Bukittinggi. Menurutnya,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News