Diserbu Ratusan Kera, Begini Jadinya

Diserbu Ratusan Kera, Begini Jadinya
Warga menunjukkan seekor kera yang berhasil ditangkap. Foto: Latiful Habibi/Radar Ponorogo/JPNN.com

Saat kera liar menyerang, lanjut Nyoto, biasanya petani bisa langsung menyaksikan. Saat itu biasanya warga hanya menghalau dengan alat seadanya atau membiarkan.

Mereka tidak berani membunuh kera-kera liar tersebut lantaran ada mitos dan khawatir berdampak buruk terhadap kehidupan warga.

"Tapi, kalau terpaksa, ya tetap ditembak. Misalnya kalau menyerang tiba-tiba," jelasnya.

Mengantisipasi serangan pada tanaman, sebagian petani memasang jaring sebagai pelindung.

Miseni, petani di Dusun Tenun, menjelaskan bahwa kera liar menyerang karena ekosistem hutan sudah berubah.

"Saya yakin kera-kera liar itu sebenarnya juga bukan dari sini, tapi dari daerah lain yang hutannya mulai rusak. Sebab, dari dulu tidak ada kera liar sebanyak ini di desa kami," terangnya.

Akibat serangan kera liar tersebut, para petani waswas untuk memulai musim tanam.

Sebab, hampir semua tanaman dirusak kera liar, termasuk padi, sekalipun tidak dimakan.

Ratusan kera itu berasal dari dua gunung

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News