Dokumen AS Gambarkan Sikap Negara Barat Tentang 1965

Dokumen AS Gambarkan Sikap Negara Barat Tentang 1965
Dokumen AS Gambarkan Sikap Negara Barat Tentang 1965

Diperkirakan setengah juta terbunuh

Dokumen AS Gambarkan Sikap Negara Barat Tentang 1965
Saksi mata pembunuhan merawat monumen salah satu kuburan massal di Jawa Tengah.

AP: Dita Alangkara

Bayang-bayang peristiwa tahun 1965 masih terdengar di jalanan Jakarta hingga hari ini. Histeria anti-komunis dan anti-China yang muncul secara berkala, seperti saat demonstrasi tahun lalu menentang Gubernur Ahok yang kebetulan Kristen dan China.

Diperkirakan setengah juta orang terbunuh dalam beberapa bulan setelah kejadian pembunuhan para jenderal AD.

Juru masak yang bekerja bagi pegawai perusahaan minyak Belanda tersebut hampir pasti telah dibunuh - sama seperti orang lainnya yang ditangkap karena dituduh komunis.

Kejadian ini dijelaskan secara terperinci dalam sebuah kabel diplomatik AS yang pekan lalu telah dideklasifikasi.

Surat diplomatik ini merupakan bagian dari 30.000 halaman dokumen yang semakin memperjelas bahwa kedutaan besar negara-negara Barat di Jakarta saat itu mengetahui semua tentang pembantaian anti-komunis tahun 1965 dan 1966 - pembunuhan berdarah dingin yang tidak pernah diakui pihak berwenang Indonesia.

Laporan tentang terjadinya eksekusi secara meluas tiba di kantor kedutaan AS dari seluruh wilayah Indonesia, termasuk:

  • Puluhan mayat mengambang di sungai;
  • Stasiun kereta api ditinggalkan para pekerja yang takut akan kehidupan mereka;
  • Pemuda-pemuda Muslim menyembelih siapa saja yang berani mengkritik Islam;
  • Pemuka agama menyerukan pembunuhan anggota partai komunis "yang darahnya sebanding dengan membunuh ayam";
  • Tentara yang menyerahkan kelompok 15 orang tahanan setiap malam ke warga setempat untuk dibunuh.
Dokumen AS Gambarkan Sikap Negara Barat Tentang 1965
Mayjen Suharto menghadiri pemakaman para jenderal Angkatan Darat yang terbunuh dalam kudeta gagal yang kemudian memicu pembunuhan massal.

Tidak banyak yang bisa diperbuat kedutaan besar negara asing mengenai pembunuhan itu, bahkan jika mereka menginginkannya. Dan para pejabat AS, di balik tembok kedutaan mereka, justru bersorak-sorai.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News