Donor Datang Tengah Malam pun Langsung Operasi

Donor Datang Tengah Malam pun Langsung Operasi
STANDBY - Tim dari RSUD dr Soetomo ketika sedang berdiskusi dengan dr Zhang Jian Jun (Wakil Direktur) yang duduk di depan komputer. Foto: Nany Wijaya/Jawa Pos.
Selain barang-barang bawaan kami, yang tak luput dari perhatian Ellen adalah makanan kami. Terutama kalau kami mengikuti operasi. Dia tak pernah lupa menyuruh petugas menyiapkan makanan buat kami di ruang pertemuan di lantai 12. Tempat para dokter biasanya berdiskusi tentang kasus-kasus yang akan atau baru saja dioperasi.

Selain Ellen, selama di sana kami ditemani seorang gadis cantik bernama Cindy. Sarjana bahasa Inggris ini adalah penerjemah resmi OOTC, yang kami booked untuk menemani kami selama enam hari. Tetapi, anak tunggal ini tidak mendampingi kami selama 24 jam. Setelah pukul 18.00, dia akan pamit. Kecuali pada hari terakhir kami di kamar operasi, dan Ellen juga ikut.

Yang menarik dari Cindy adalah penguasaan bahasa asing dan istilah-istilah serta prosedur teknis medis dalam transplantasi. Padahal, baru enam tahun dia bekerja di OOTC. Untuk bahasa asing, dia menguasai enam bahasa. Mulai Inggris sampai Hebrew atau Ibrani. Bahasanya orang-orang Israel. Beberapa tahun lalu, OOTC menerima cukup banyak pasien transplan liver dari Israel. Tetapi, itu terhenti tahun lalu karena dilarang pemerintah. Mungkin sekarang Israel sudah bisa melakukan sendiri transplantasi liver.

Hari mulai gelap. Hanya saya, dr Philia, dr Arie, dan perawat Eko yang memilih tinggal di rumah sakit. Trio anestesi dan ICU itu ingin mendalami teknik perawatan pasien-pasien transplan liver yang baru operasi, hingga saat dipindahkan ke ruang masing-masing. Delapan anggota tim yang lain pulang. Mereka berencana makan malam di restoran muslim.

Selain melihat proses transplantasi dengan donor hidup, tim RSUD dr Soetomo Surabaya mempelajari transplantasi dengan donor cadaver alias mayat.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News