Dua Desa Minta Masuk Peta Terdampak

Dua Desa Minta Masuk Peta Terdampak
Penurunan tanggul lumpur Lapindo membuat banyak awarga was-was. FOTO : Jawa Pos

jpnn.com, SIDOARJO - Penurunan tanggul lumpur Lapindo di titik Desa Gempolsari sejak Jumat (5/10) terus membuat warga sekitar waspada. Sebab, mereka khawatir kalau tiba-tiba tanggul jebol dan air lumpur dari kolam penampungan meluber.

"Tentu saja masih trauma karena sebagian desa sudah tenggelam. Apalagi, sampai sekarang belum jelas bagaimana solusinya," kata Sugeng Wiyatmoko, seorang warga Glagaharum, kemarin.

Pria 42 tahun itu menyatakan, dirinya sudah sering berbincang dengan warga lain agar Pusat Pengendalian Lumpur Sidoarjo (PPLS) memasukkan wilayah Desa Gempolsari dan Desa Glagaharum ke peta terdampak. "Kami berharap bukan cuma ditangani kalau tanggul sudah jebol," ujarnya.

Kepala Desa (Kades) Gempolsari Sony Aliem mengatakan, sejak penurunan tanggul itu, pihaknya terus intensif melaksanakan cangkrukan bersama warga. "Sabtu lalu sempat kami gelar rapat. Sudah diskusi dengan desa-desa tetangga juga. Nanti malam (kemarin malam, Red) ada cangkrukan sama warga," terang Sony. 

Dia memahami perasaan warganya. Hidup berdekatan dengan tanggul lumpur tentu amat berisiko. "Bau lumpur saja menjadi aroma sehari-hari. Air tanah juga sudah tidak bisa dikonsumsi. Karena keruh dan berbau," tambahnya. 

Apalagi, lanjut dia, warga desanya yang berada di RT 9 hingga 11 yang berada di selatan sungai. "Kalau warga di utara sungai masih bisa saya redam. Kalau yang bagian selatan, ya wajar waswas, lha wong cuma 40 meter dari tanggul," kata Sony. 

Dia menegaskan, perangkat desa di wilayah yang dekat dengan tanggul bakal satu suara. Yakni, meminta PPLS segera memasukkan desa yang berdekatan dengan tanggul ke denah bencana. "Kami butuh payung hukum yang jelas. Supaya tidur bisa lebih tenang sedikit," jelasnya. (via/c10/hud) 

Dia memahami perasaan warganya. Hidup berdekatan dengan tanggul lumpur tentu amat berisiko


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News