Dua Kapten Kapal WNI Disandera, Begini Kronologisnya
Setelah itu, lima orang dalam kelompok bersenjata mencari korban lain dan menemukan Kapal Penangkap Ikan dengan nomor SN 1154/ 4F.
’’KJRI Kota Kinabalu dan KRI Tawau sudah berkoordinasi di Sandakan untuk mendapatkan informasi lebih rinci mengenai kejadian tersebut. Koordinasi akan dilakukan dengan pihak keamanan Malaysia, pemilik kapal dan ABK yang lolos dari penyanderaan,’’ ujarnya.
Retno juga telah berbicara langsung dengan Menlu Malaysia Anifah Aman untuk menyampaikan keprihatinan pihak Indonesia.
Pasalnya, Sabah sudah menjadi wilayah serangan perompak berkali-kali.
Kasus yang akhinya membuat ABK WNI yang bekerja di sana menjadi korban pun bukan pertama kali terjadi tahun ini. Misalnya, kasus kapal penangkap ikan Kapal LD/113/5/F di Lahad Datu 9 Juli lalu.
’’Kami meminta Pemerintah Malaysia untuk membantu pembebasan WNI yang saat ini diculik,’’ ungkapnya.
Terkait para penyandera, dia mengaku sedang mencari identitas mereka. Indonesia pun meminta informasi dari penasehat perdamaian Presiden Filipina terkait dugaan bahwa kelompok bersenjata itu merupakan bagian dari kelompok Abu Sayyaf.
Hal tersebut juga diperkuat dalam temuan sementara satgas perlindungan dari Konsulat Jenderal RI Kinabalu.
JAKARTA – Penyanderaan kembali menimpa awak kapal warga negara Indonesia (WNI). Kali ini, dua kapten kapal penangkap ikan berbendara Malaysia
- Korut: Amerika dan Pengikutnya Akan Mengalami Kekalahan Menyedihkan
- Soroti Kemiskinan di Negara Islam, Indonesia Desak OKI Ambil Tindakan
- Dubes Palestina di PBB: Sudah Tak Ada Gunanya Datang ke Sini
- Proyek IKN Mulai Dilirik Pemerintah dan Investor Belanda
- China Makin Ugal-ugalan di LCS, Kapal Misi Kemanusiaan Filipina Tak Diberi Ampun
- Rudal Rusia Sambar Tower Televisi di Kharkiv, Ukraina