Efisiensi Energi, Langkah Tepat Menekan Biaya dan Emisi di Industri
Industri besi, baja, kimia, dan petrokimia merupakan pengguna energi tertinggi di antara lima (5) negara konsumen energi terbesar di dunia, yaitu China, Amerika Serikat, India, Rusia, dan Jepang.
Konsumsi energi tersebut menyebabkan peningkatan beban biaya di tengah kontraksi inflasi dunia saat ini.
Tidak hanya itu, hal ini juga mengakibatkan produksi sembilan gigaton CO2, setara dengan 45 persen total emisi langsung yang dihasilkan sektor pengguna akhir pada tahun 2021, menurut IEA.
Laporan tersebut merupakan wawancara sejumlah organisasi multinasional antara lain ABB, Alfa Laval, DHL Group, IEA, Microsoft serta ETH Zürich, Institut Teknologi Federal Swiss.
Para kontributor studi tersebut merekomendasikan beberapa solusi strategis, mulai dari audit energi hingga penentuan ukuran mesin industri yang tepat yang sering kali terlalu besar untuk melakukan proses produksi sehari-hari sehingga menyebabkan pemborosan energi.
Selain itu, memindahkan data dari on-site server ke cloud dapat membantu menghemat sekitar 90 persen energi yang digunakan sistem IT.
Hal itu diperkuat dengan mempercepat transisi armada di sektor industri dari yang berbahan bakar fosil ke armada berbahan bakar listrik, mengganti boiler gas ke pompa panas, atau menggunakan penukar panas yang terpelihara dengan baik untuk mengotimalkan efisiensi.
Aksi lainnya mencakup pemasangan sensor dan pemantauan energi digital secara real-time untuk mengungkapkan apa yang disebut "ghost assets" pada saat penggunaan daya dalam kondisi stand-by, tidak seperti digital twin yang dapat mensimulasikan efisiensi tanpa mengganggu proses produksi.
Sebuah laporan The Energy Efficiency Movement menunjukkan peningkatan efisiensi energi pada sektor industri merupakan cara tercepat dan paling efek rumah kaca
- Bank Mandiri Imbau Nasabah Berhati-Hati Terhadap Penipuan Berkedok Undian Berhadiah
- Ralali Food Venture Rilis Makanan Tanpa Pengawet yang Bisa Bertahan Setahun
- Berburu Keping Oreo Pokemon Mew, Hadiahnya Traveling ke Jepang
- Cetak Laba Rp 15,98 Triliun Pada Triwulan I 2024, Mayoritas Analis Rekomendasikan Beli Saham BBRI
- Semester I 2024: Pertamina Hulu Energi Catatkan Kinerja Cemerlang
- RUPST 2024 BRI Insurance Laporkan Kinerja Positif