Ekonom Minta Pemerintah Jangan Ngotot Naikkan Harga Pertalite, Bisa Fatal

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira menilai pemerintah kurang antisipatif terhadap kenaikan harga kebutuhan pokok masyarakat.
Menurut Bhima, pemerintah terlalu menyerahkan mekanisme harga kepada pasar, salah satunya minyak goreng.
Bhima mengatakan pemerintah jangan menyalahkan lonjakan harga minyak goreng bukan dari faktor invasi Rusia ke Ukraina melainkan ada faktor tata kelola yang tidak diperbaiki.
"Sistem minyak goreng cenderung oligopoli dan terintegrasi dari perkebunan sawit hingga distributor utama dikuasai pemain yang jumlahnya segelintir," ujar Bhima kepada JPNN, Senin (11/4).
Selain itu, Bhima merespons dan menentang soal wacana kenaikan harga sejumlah termasuk gas LPG 3 kilogram.
Bhima menilai naiknya harga LPG jenis subsidi berisiko terhadap daya beli 40 persen kelompok pengeluaran terbawah sangat besar.
"Lebih baik wacana kenaikan harga LPG di tutup buku saja, tidak perlu disampaikan pemerintah karena berisiko terhadap daya beli 40 persen kelompok pengeluaran terbawah sangat besar,” kata Bhima.
Dengan demikian, Bhima mengimbau agar pemerintah tidak bersikeras menaikan harga Pertalite dan LPG tiga kilogram agar inflasi tidak menembus lima persen di 2022. (mcr28/jpnn)
Direktur Celios Bhima Yudhistira meminta pemerintah tidak bersikeras menaikan harga Pertalite dan LPG tiga kilogram
Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Wenti Ayu Apsari
- Harga BBM Pertamina Turun, Cek Daftar Lengkapnya!
- Resah Lihat Kondisi Ekonomi, Mahasiswa UKI Bagikan Beras untuk Membantu Warga
- Bukan 10 Persen, Pramono Bakal Terapkan Pajak BBM 5 Persen di Jakarta
- Bitcoin Menawarkan Solusi Perlindungan Nilai Aset dari Inflasi
- Kejagung Dinilai Tak Tepat Menjadikan Vendor Tersangka Kasus BBM
- Pengguna MyPertamina Meningkat Pada Periode Satgas Ramadan dan Idulfitri 2025