Fenomena Klub Kaya Baru di Eropa

Fenomena Klub Kaya Baru di Eropa
Fenomena Klub Kaya Baru di Eropa
Sah-sah saja menyamakan PSG dengan City. Hanya, menilik pengalaman City, butuh tiga tahun bagi mereka mendekap trofi buah dari investasi besar-besaran yang dilakukan. Yakni, ketika City memenangi Piala FA 2011 sekaligus mengakhiri paceklik gelar klub selama 35 tahun.

Padahal, PSG akan menghadapi banyak ganjalan untuk bisa sukses seperti City apalahi melebihi City. Sebut saja UEFA Financial Fair Play atau aturan yang mengharuskan adanya keseimbangan neraca keuangan bagi klub-klub Eropa. Aturan itu sudah harus diimplementasikan di musim ini (2011-2012) meski konsekuensi tegas baru diterapkan pada musim 2013-2014.

Hasil pekan pertama Ligue 1 2011-2012 sudah bisa menjadi pelajaran awal bagi PSG apabila sukses instan tidak mudah. Tim besutan Antoine Kombouare itu dipaksa menyerah 0-1 dari Lorient di kandang sendiri (6/8). "Butuh waktu membangun tim. Banyak pemain dalam skuad dan mereka butuh waktu menemukan ritme," ucao Kombouare seperti dikutip AFP.

Fenomena klub kaya baru ternyata tidak hanya milik PSG. Di ranah Spanyol, Malaga yang sudah dimiliki pengusaha Qatar Abdullah Al-Thani setahun lalu baru menggeliat musim ini dengan mendatangkan sembilan pemain. Nama-nama seperti Ruud van Nistelrooy, Joris Mathijsen, Jeremy Toulalan, Joaquin Sanchez, Martin Demichelis, hingga Santi Cazorla merupakan deretan superstar untuk klub seperti Malaga.

PARIS - Manchester City memang mencatat pembelian termahal untuk Sergio Aguero sampai kemarin (12/8). Real Madrid dan Barcelona juga masih merogoh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News