Gara-Gara Kepercayaan, Ortu Larang Murid SD Hormat Bendera

Gara-Gara Kepercayaan, Ortu Larang Murid SD Hormat Bendera
Siswa SD sedang upacara. Ilustrasi Foto: JPG/dok.JPNN.com

Hal tersebut boleh dilakukan dengan catatan harus diisi 20 orang sesuai ajaran aliran yang diajarkan nantinya.

“Namun, itu tidak bisa dipenuhi orang tua sehingga kelima anak itu tidak mendapatkan nilai pelajaran agama,” ungkap Ilham.

Aliran kepercayaan itu kabarnya juga sempat ditolak beberapa pemuka agama dari Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Tarakan.

Saat ini, Disdikbud hanya akan melakukan pendekatan persuasif kepada kelima orang tua siswa tersebut.

Disdikbud akan menjelaskan makna dari penghormatan bendera saat upacara yang selalu dilakukan semua masyarakat di Indonesia.

“Jadi, kami menyampaikan upacara ini merupakan sikap kebangsaan. Bendera dihormati, bukan disembah. Sebab, masyarakat Indonesia bisa melihat arti dari perjuangan para pejuang terdahulu. Itu sudah saya sampaikan ke sekolah untuk bisa terus melakukan pendekatan,” jelas Ilham.

Setelah Disdikbud berjuang keras, kelima anak tersebut sudah mulai mengikuti upcara bendera.

Namun, mereka tidak melakukan penghormatan, melainkan hanya berdiri.

Lima murid sekolah dasar (SD) di Tarakan, Kalimantan Utara, tidak diizinkan orang tua mereka hormat pada bendera Merah Putih saat upacara.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News