Gempa Jerman

Oleh: Dahlan Iskan

Gempa Jerman
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Sebaliknya kalau Iran kelak mampu menyedot gas itu besar-besaran, gas milik Qatar pun kesedot Iran.

Mereka bisa saling sedot-sedotan. Qatar menyedot dari barat, Iran menyedot dari timur. Tinggal siapa yang lebih kuat menyedotnya.

Sekarang ini Iran juga sudah mulai ikut menyedot. Kecil-kecilan. Untuk rakyat Iran sendiri. Tiap rumah di Iran dapat aliran gas lewat pipa langsung ke dapur masing-masing.

Toh, kalau Iran mampu menyedot lebih dari itu tidak bisa juga menjual ke negara lain. Diblokade oleh Amerika Serikat.

Sebenarnya Iran bisa memperpanjang pipa gasnya ke Pakistan yang lagi dahaga energi. Atau masuk ke Afghanistan yang miskin. Tetapi itu akan membuat Amerika marah besar.

Untuk menjual ke negara lain, Iran harus mengubah gas itu menjadi gas-cair (LNG). Membangun instalasi LNG itu sangat mahal. Teknologinya juga sangat tinggi. Tanpa kerja sama dengan Barat, atau Jepang, sulit dilakukan.

Namun Iran nekat. Iran mencoba membangun sendiri instalasi LNG di dekat pantai yang menghadap ke Qatar. Instalasi tersebut sekarang, mestinya, sudah jadi.

Sewaktu saya ke sana sekian tahun lalu sedang dikerjakan. Amat pelan. Saya lihat ada alat berat yang bertulisan made in Amerika di proyek LNG tersebut. Mungkin alat berat sisa lama yang masih bisa diperbaiki.

Sebenarnya Arab Saudi sudah siap kalah. Rolls-Royce untuk para pemain Saudi itu, hehe, bisa disiapkan oleh Qatar. Biar ada teman malu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News