Genjot Ekspor, Kementan Bidik Budidaya Anggrek Bulan

Genjot Ekspor, Kementan Bidik Budidaya Anggrek Bulan
Direktur Jenderal Hortikultura Kementan melakukan kunjungan ke kebun bunga PT Ekakarya Graha Flora di Sukabumi, Jawa Barat, Selasa (11/9). Foto: Humas Kementan

jpnn.com, SUKABUMI - Kementerian Pertanian (Kementan) tengah fokus meningkatkan volume ekspor pangan. Salah satu komoditas pertanian yang memiliki nilai ekonomis tinggi di pasar ekspor yakni bunga Anggrek Bulan.

Anggrek Bulan (butefly orchid) merupakan salah satu tanaman hias yang cukup digemari di Indonesia. Berbekal dari budi daya florikultura ini, PT Ekakarya Graha Flora mengembangkan bisnisnya.

Guna mengetahui langsung potensi budidaya dan prospek bisnis bunga tersebut, Direktur Jenderal Hortikultura Kementan melakukan kunjungan ke kebun bunga PT Ekakarya Graha Flora di Sukabumi, Jawa Barat, Selasa (11/9).

Salah seorang pegawai Ekakarya, Cucu menyatakan, lebih dari 10 varietas anggrek bulan dikembangkan di Desa Titisan, Sukalarang, Sukabumi, Jawa Barat.

"Anggrek merah, anggrek putih lidah merah, anggrek lidah kuning, black jack, sakura, putih spot merah, black jack kupu-kupu," bebernya tentang beberapa varietas yang dikembangkan di Desa Titisan, Kecamatan Sukalarang, Sukabumi.

Varietas-varietas tersebut merupakan hasil kawin silang, meski bibitnya ada yang impor. Produk Ekakarya didistribusikan ke wilayah Jakarta dan daerah penyangga Ibu Kota untuk yang telah dirangkai. Ada pula yang ke Bali dan belum dirangkai.

"Ekspor ke Singapura. Diekspor saat tumbuh bakal bunga 25 sentimeter," jelas Cucu.

Untuk yang dirangkai, lanjut dia, didistribusikan ke Jabodetabek sebanyak 400 batang per hari dan rangkai sekitar 2.500 batang per hari. Anggrek bulan yang tidak menggunakan pot dibanderol Rp 138 ribu per tangkai.

Salah satu komoditas pertanian yang memiliki nilai ekonomis tinggi di pasar ekspor yakni bunga Anggrek Bulan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News