Genjot Produksi, Pemerintah Wajibkan KKKS Terapkan EOR
Kamis, 23 Juni 2011 – 20:20 WIB
Saat ini pula, imbuhnya, juga tengah dilakukan studi penerapan EOR di lapangan Tanjung oleh Pertamina EP dan Lapangan Zamrud oleh Badan Operasi Bersama (BOB) Bumi Siak Pusako. “BPMIGAS masih menunggu kontraktor lainnya untuk mulai menerapkan teknologi ini,” ungkapnya.
Lebih lanjut Hardiono mengatakan, keberhasilan penerapan teknologi EOR cukup besar mengingat saat ini sisa in place minyak Indonesia masih sekitar 43 milyar barel. Apabila kegiatan EOR ini berhasil meningkatkan recovery factor 10 persen, maka produksi bisa bertambah sebesar 4,3 milyar barel. “Penambahan ini lebih besar dari cadangan minyak nasional yang hanya 3,7 milyar barel,” tukasnya.
Meski demikian, tuturnya, banyak tantangan yang harus dihadapi. Salah satunya adalah pemilihan teknologi yang tepat, serta efisiensi dan efektivitas program yang harus diperhitungkan agar penerapan teknologi tidak membengkakkan biaya secara signifikan. “Penerimaan pemerintah maupun kontraktor harus tetap dijaga,” himbaunya.
Pada kesempatan sama Deputi Perencanaan BPMIGAS, Haposan Napitupulu menambahkan, selama 10 tahun terakhir cadangan minyak terbukti turun rata-rata 2,4 persen per tahun. Tahun 2010, total produksi 344 juta barel setahun dan hanya digantikan oleh cadangan sebesar 140 juta barel.
BANDUNG - Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BPMIGAS) mewajibkan semua Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yang telah berproduksi
BERITA TERKAIT
- 50 Jurnalis dapat Beasiswa S2 dari BRI Fellowship Journalism
- Diminati Pasar, The Hudson Manhattan District Tahap 2 Dilanjutkan
- Potensi Industri Fesyen Indonesia Besar, Desainer Malah Kesulitan, Ada Apa?
- bjb syariah Raih Penghargaan Bergensi di Milad Ke-14
- DAIKIN Proshop Designer Award 2024 Resmi Digelar, Beri Tantangan Ekspresikan Ide Ruang Hidup Ideal
- AgenBRILink Berprestasi di Yogyakarta Terima Mobil dari BRI, Asyik!