Giring

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Giring
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat berada di lobi gedung KPK, Jakarta. Foto: Ricardo/JPNN.com

Giring seolah menyejajarkan dirinya sebagai pesaing Anies pada kontestasi pilpres 2024. Dia cukup bermodal pede (percaya diri) saja, tanpa modal kapabilitas dan intelektualitas. Anies, seperti biasanya, tidak pernah mengomentari berbagai serangan terhadap dirinya.

Justru beberapa petinggi partai besar lain yang membela Anies, dan menyerang balik Giring. Partai Gerindra, Nasdem, PKS, PAN, menganggap serangan Giring itu salah alamat.

Anies selalu punya cara khas dalam menghadapi serangan-serangan semacam itu. Sudah tidak terhitung berapa banyak serangan besar terhadap Anies yang bisa diatasinya dengan baik.

Ungkapan ‘’Tidak terbang karena dipuja, tidak tumbang karena dicerca’’, menjadi trade mark dan brand Anies dalam menghadapi berbagai serangan dan pujian.

Skala serangan Giring ini bisa dianggap kecil dibanding serangan-serangan lain yang dihadapi Anies. Skala kualitas pribadi Giring juga kalah jauh dibanding Anies.

Membandingkan Anies dan Giring untuk kontestasi pilpres 2024, sama saja dengan membandingkan langit dan dasar sumur.

Dalam bahasa pesantren disebut ‘’bayna as-samaa’ wal-sumur sat’’, antara langit dan sumur ‘’sat’’ yang tidak ada airnya.

Anies sudah teruji sebagai rektor, sebagai menteri, dan sebagai gubernur. Giring hanya terbukti sebagai penyanyi pop. Pengalaman organisasi dan kepemimpinan Giring masih belum terdengar dan harus banyak dibuktikan kepada publik.

Kata Cak Abror, membandingkan Anies dan Giring untuk kontestasi pilpres 2024 sama dengan membandingkan langit dan dasar sumur.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News