Giring

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Giring
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat berada di lobi gedung KPK, Jakarta. Foto: Ricardo/JPNN.com

Serangan Giring terhadap Anies ini makin mengukuhkan posisi PSI, bersama PDIP, sebagai partai spesialis pengadang Anies.

Berbagai serangan beruntun dan bergelombang ini menunjukkan adanya fenomena ketakutan terhadap kemunculan Anies pada kontestasi pilpres 2024.

Ketakutan ini sudah menjadi semacam Aniesphobia. Para politisi sudah banyak yang terjangkit fobia terhadap Anies. Sosok Anies dianggap sebagai ganjalan serius bagi kekuatan-kekuatan yang ingin mempertahankan dan melanggengkan status quo.

Aniesphobia menjadi fobia politik nasional yang meluas. Anies seolah menjadi hantu yang paling menakutkan bagi lawan-lawan politiknya.

Anies bekerja tekun dan fokus. Penanganan pandemi di DKI termasuk salah satu yang terbaik di Indonesia, kalau tidak mau menyebut yang terbaik di Indonesia.

Di tengah situasi pandemi, Anies tetap melakukan kerja secara terukur. Istilah kerja terukur ini sekarang menjadi diksi politik yang melekat kepada Anies.

Anies secara terukur bekerja menyelesaikan pembangunan fisik beberapa proyek besar. Di bidang olahraga Anies sedang mengebut pembangunan stadion sepak bola bertaraf internasional.

Anies ingin menjadikan Jakarta sebagai kota dengan standar internasional dengan fasilitas berstandar internasional pula.

Kata Cak Abror, membandingkan Anies dan Giring untuk kontestasi pilpres 2024 sama dengan membandingkan langit dan dasar sumur.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News