Guru SMPN Dibunuh Perampok di Depan 2 Cucunya, Bersimbah Darah

Guru SMPN Dibunuh Perampok di Depan 2 Cucunya, Bersimbah Darah
Garis Polisi. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

Usai pintu dibuka, Ikin kaget. Korban telungkup. Tangannya menyilang ke atas. Dia bersimbah darah. Di kepalanya ada bekas luka bacok cukup panjang. Uun sudah meninggal.

Ikin dan warga lainnya lalu masuk ke dapur. Di sana, istri korban, Sudarni (54) telungkup. Dia pingsan.

Kejadian itu lalu dilaporkan warga ke pihak desa dan Polsek Pamarican. Istri korban lalu dibawa ke puskesmas.

Dia sempat sadar lalu pingsan lagi usai mengetahui suaminya wafat. “Beberapa kali korban itu sempat pingsan,“ ungkapnya.

Ajat Sudrajat (42) mengaku mendapatkan keterangan dari cucu korban bahwa yang menghabisi kakeknya adalah dua orang yang bertopeng hitam. Jumlahnya dua orang. Satu orang membawa golok.

Dua cucu korban dan putra korban –yang masih kecil— juga mendengar perampok menanyakan kunci mobil kepada kakeknya itu.

“Jadi ketiga anak itu mengaku keluar dari bawah kasus sekitar pukul 06.00 setelah keluar kakeknya meninggal dan neneknya ada di dapur pingsan serta melapor kepada warga,” bebernya.

Pengakuan istri korban kepada Ajat bahwa para perampok mengambil uang Rp 10 juta di laci. Sementara Rp 2 juta lebih lagi masih ada.

Uun Ruhimat (60), guru SMPN 1 Pamarican dibunuh kawanan perampok yang masuk ke rumahnya di Pamarican Ciamis, Jabar, Selasa dini hari (22/8).

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News