Hakim Ungkap Mantan Menteri Agama Lukman Terima Uang Rp 70 Juta

jpnn.com, JAKARTA - Hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Rianto Adam Pontoh menyebut mantan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menerima uang Rp 70 juta dari mantan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Jawa Timur Haris Hasanuddin.
Hal tersebut disampaikan hakim dalam sidang pembacaan putusan mantan Ketua Umum PPP yang juga anggota DPR RI 2014—2019 Romahurmuziy alias Rommy di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Senin (20/1).
"Terdakwa menerima Rp 255 juta dan Lukman Hakim Saifuddin sebesar Rp 70 juta," kata hakim Rianto dalam pembacaan pertimbangan majelis hakim.
Rianto mengatakan, Lukman menerima uang tersebut melalui ajudannya yang bernama Herry Purwanto dalam dua tahap, yakni pada tanggal 1 Maret 2019 dengan jumlah Rp 50 juta, kemudian pada tanggal 9 Maret 2019 sejumlah Rp 20 juta.
Dalam sidang tersebut, hakim menyebut Rommy maupun Lukman secara bersama-sama membantu meloloskan Haris sebagai Kakanwil Kemenag Jawa Timur. Keduanya disebut melakukan intervensi dalam proses tersebut karena adanya kedekatan hubungan.
"Mengingat Menteri Lukman Hakim Syarifudin adalah kader PPP yang mempunyai kedekatan khusus dengan terdakwa," kata hakim.
Dalam sidang tersebut, disebutkan bahwa Haris terganjal syarat masuk menjadi calon Kakanwil Kemenag Jawa Timur lantaran pada tahun 2016 pernah dijatuhi sanksi disiplin penundaan kenaikan pangkat 1 tahun.
Dia disebut meminta bantuan Rommy dan Lukman Hakim untuk meloloskan dirinya sebagai Kakanwil Kemenag Jawa Timur.
Dalam kasus suap yang meibatkan mantan Ketua Umum PPP Romahurmuziy, Lukman menerima uang melalui ajudannya dalam dua tahap.
- MUI Dukung Kejagung Membongkar Habis Mafia Peradilan
- Semua Patgulipat Zarof Ricar di Pengaturan Perkara Harus Dibongkar
- Advokat Ini Pernah Beri Rp 1 Miliar kepada Zarof Ricar, Tujuannya Pengin Untung
- Saksi Mengaku Hanya Berasumsi Ada Uang Suap dari Hasto
- 3 Hakim Kasus Suap Pembebasan Ronald Tannur Dituntut Penjara Sebegini
- Hakim dan Pengacara Terlibat Suap Rp 60 Miliar Pantas Dihukum Berat