Harimau Sumatera Kedua, Setelah ''Si Gendut'' Panda

Harimau Sumatera Kedua, Setelah ''Si Gendut'' Panda
Foto: Don Kardono
Dari sarang rayap di G-16 (Ginza Line, jalur warna kuning, red), saya menapaki jalan tembus ke Distrik Taito. Sekali menyeberang sudah berjumpa Ueno Park, taman sakura, kebun binatang, kuil Kan"ei-ji, dan pusat Tokyo National Museum seluas 133 hektare.

Inilah taman bunga Sakura yang paling popular di ibu kota Negeri Matahari Terbit itu. Sayang, Januari-Februari belum musim cherry blossoms dan hanami. Pohon-pohon di kiri kanan Ueno Park itu masih meranggas, daunnya habis, tinggal dahan, ranting dan batang saja. Nanti, sekitar Maret-April 2013, bunga berwarna pink itu baru mekar dan cantik-cantiknya.

Di Euno Park itu, lebih dari 10 juta pengunjung setiap tahunnya. Dua juta lebih besar dari total kunjungan turis mancanegara ke Indonesia. Saat ini, yang paling diminati pengunjung adalah Euno Zoo, kebun binatang yang menggunakan “Si Gendut” panda, sebagai icon. Binatang khas China itu menjadi tujuan nomor wahid bagi pengunjung di sana. Orang antre panjang hanya untuk memotret beruang lucu dari Negeri Tembok Raksasa itu.

Kebetulan, saat saya di Euno, si gendut-gendut yang suka ngemil daun bambu itu sedang di luar kandang. Panda itu cuek, mengunyah dan menggigit ranting-ranting bambu, tanpa menghiraukan ribuan pengunjung yang mengamatinya. Perutnya yang menonjol gembrot, bulu tebal, kombinasi putih hitam, dan “kacamata” hitam di matanya, memang mengundang perhatian publik. Dua giants Panda itu menjadi andalan dan dikandangkan di sebelah kanan pintu masuk.

Dari sarang rayap di G-16 (Ginza Line, jalur warna kuning, red), saya menapaki jalan tembus ke Distrik Taito. Sekali menyeberang sudah berjumpa Ueno

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News