Harkitnas sebagai Momentum Kebangkitan Literasi & Pendidikan

Oleh Dian Budiargo*

Harkitnas sebagai Momentum Kebangkitan Literasi & Pendidikan
Dian Budiargo. Foto: dokumentasi pribadi untuk JPNN.com

Sebagai contoh ialah tatkala teknologi berkembang dengan pesat, hal itu harus dibarengi dengan kemampuan penggunanya dalam memanfaatkan atau menerima perkembangan teknologi itu sendiri. Tentu hal tersebut memerlukan strategi dalam mewujudkannya, karena kemampuan beradaptasi dengan teknologi harus dibarengi dengan kesadaran akan budaya dan nilai-nilai yang ada disekitarnya.

Pada 2045, Indonesia berada pada tahun emas. Pada tahun tersebut Indonesia mendapat bonus demografi, yakni jumlah penduduk dengan proporsi 70 persen di antaranya dalam usia produktif.

Namun, itu masih 22 tahun lagi. Meski demikian bila saat ini nilai-nilai kebangsaan tidak mulai dibangun, siapa yang akan menjaga wilayah nusantara tercinta ini?

Oleh karena itu, pendidikan menjadi kunci utama untuk mewujudkannya. Siapa yang bertanggung jawab?

Jawabnya ialah kita semua. Kita adalah pendidik bagi orang di sekitar kita.

Salah satu strategi yang bisa digunakan adalah membangun kembali jiwa persatuan dan kesatuan bangsa dalam momen Harkitnas. Menumbuhkan semangat persatuan, kesatuan, dan memahami makna terhadap wilayah nusantara  harus terus digaungkan, sehingga generasi penerus  mampu sebagai pagar bangsa untuk menjaga Indonesia tercinta.

Bila semua ini bisa diimplementasikan, kita akan menjelang 2045 dengan penuh optimisme karena Indonesia diisi dengan insan generasi penerus bangsa yang cerdas dan sadar arti penting literasi informasi serta memiliki semangat yang tinggi kita akan bangkit dan lebih kuat.

Selamat Hari Kebangkitan Nasional dan salam literasi.(***)

Data PISA yang dirilis OECD menunjukkan Indonesia termasuk dalam 10 negara terbawah yang memiliki tingkat literasi rendah.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News