Hindari Pengangguran Intelektual, Usul Kurikulum Dirombak Total
Sabtu, 01 Desember 2012 – 18:01 WIB

Hindari Pengangguran Intelektual, Usul Kurikulum Dirombak Total
“Link and match antara dunia pendidikan dan dunia kerja belum berjalan optimal. Lembaga-lembaga pendidikan seolah menerapkan ditarget cepat lulus dan mendapat gelar sarjana, tanpa membekali alumninya dengan keterampilan kerja,“ jelasnya.
Baca Juga:
Dikatakan, bila fenomena seperti ini terus berlangsung maka Indonesia bakal dipenuhi penggangguran intelektual yang tak mampu menyerap kesempatan kerja yang ada. Karenanya Muhaimin berharap perguruan tinggi bisa mendisain profesi bagi para mahasiswanya.
"Sejak semester pertama mahasiswa di masing-masing PTS harus mampu mengukur profesi sehingga setelah tamat mereka sudah langsung siap bekerja,” kata Muhaimin.
Meski demikian Kemenakertrans telah menyiapkan empat program untuk menekan angka pengangguran intelektual. Pertama adalah dengan membangun kompetensi melalui Balai Latihan Kerja (BLK), pembangunan sistem pendidikan, memfasilitasi tumbuh dan berfungsinya mekanisme bursa kerja (job fair), serta memrakarsai program pengembangan kewirausahaan. (Cha/jpnn)
JAKARTA - Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) Muhaimin Iskandar mengungkapkan bahwa pengangguran intelektual di Indonesia masih
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Telkom Dorong Inovasi Digital untuk Pendidikan Inklusif Lewat Innovillage
- Gerakan Kampus Berdampak Dorong Perguruan Tinggi Jadi Pusat Solusi Masyarakat
- Menko AHY Resmikan Tiga Gedung Fakultas Baru di IPDN Jatinangor
- Program PSPP Kemendikdasmen Juga Menyasar Sekolah Luar Biasa
- Anggota Senat Akademik UPI Pertanyakan Transparansi Penetapan Calon Rektor
- Berkuliah di Bandung, Mahasiswa Bisa Dapat 2 Gelar Internasional Sekaligus, Simak Nih!