Independen

Oleh Dahlan Iskan

Independen
Foto/ilustrasi: disway.id

Saya lihat mereka pun kini berpikir lebih jauh: bagaimana mempertahankan mutu. Untuk jangka yang panjang.

Umumnya sekolah Islam independen itu bernaung di bawah yayasan. Tapi bukan yayasan keluarga. Atau yayasan milik perusahaan. Bukan pula yayasan milik organisasi.

Mereka umumnya tahu: banyak sekolah swasta maju yang akhirnya berantakan. Lantaran yayasannya dikuasai satu dua keluarga. Yang ketika jatuh ke anak-cucu sudah berbeda daya tariknya.

Model pondok modern Gontor Ponorogo tampaknya jadi acuan. Untuk pemikiran ke depan itu.

Gontor sudah membuktikannya. Umurnya hampir 100 tahun. Kualitasnya tetap terjaga. Bahkan terus berkembang. Aset tanahnya sudah lebih 1.500 hektar.

"Di Gontor itu, yayasan bukan menjadi lembaga tertinggi," ujar Dr. Abdul Hafidz Zaid Al Kindy, pimpinan Pondok Modern Gontor Ponorogo. Yang minggu lalu bersilaturahmi ke Al Hikmah Surabaya. Lalu mampir ke rumah saya. "Di atas yayasan itu masih ada badan wakaf," tambahnya.

Yayasan hanyalah badan pengelola. Tunduk pada badan wakaf.

Wakaf artinya berhenti. Aset wakaf adalah aset yang diberhentikan. Yang kepemilikannya tidak bisa dipindahkan. Tidak bisa dibagi. Tidak bisa dijual. Tidak bisa ditukar. Tidak bisa digunakan untuk selain maksud awal.

Kini begitu banyak sekolah Islam yang independen. Mereka berkumpul dalam satu wadah: Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT).

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News