Indonesia Runner Up Dunia

Indonesia Runner Up Dunia
Indonesia Runner Up Dunia
JAKARTA - Suasana ruang kedatangan terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta Selasa (29/7) tampak ramai. Mulai dari sejumlah siswa SMA hingga pejabat diknas yang dipimpin langsung oleh Dirjen Dikdasmen (Pendidikan Dasar dan Menengah) Suyanto, hingga pendiri tim olimpiade fisika Indonesia, Prof. Yohanes Surya.

Semua menanti kedatangan pesawat SQ 966 yang membawa rombongan TOFI (tim olimpiade fisikan Indonesia). Maklum saja, tim yang beranggotakan lima siswa cerdas Indonesia tersebut membuat prestasi membanggakan. Dalam olimpiade Fisika Internasional (IPhO, International Physics Olympic) ke 39 di Hanoi, Vietnam, 20 – 29 Juli lalu, tim Indonesia berhasil menjadi nomor dua terbaik sedunia.

IPhO adalah event terbesar di bidang olimpiade fisika dunia untuk siswa pendidikan menengah. Dalam lomba kemarin, IPhO diikuti oleh 82 negara dengan jumlah peserta mencapai 376 siswa dari seluruh dunia. Dalam sebuah wawancaranya, Yohanes Surya mengatakan kalau level soal di IPhO setara dengan soal S2 Fisika. 

Untuk lomba kali ini, Indonesia hanya kalah dari rival lama di olimpiade Fisika, yakni Tiongkok. Keduanya saling mengalahkan, di mana pada 2006 lalu Indonesia yang menjadi juara umum setelah salah satu siswanya berhasil menjadi yang terbaik di dunia.

Sebenarnya, Kevin Winata, siswa SMA BPK Penabur I Jakarta, nyaris menjadi yang terbaik. Dengan perolehan skor 40,73, Kevin membawa Indonesia berada di peringkat kedua setelah Tiongkok. Menurut Lia Lidya, public relation TOFI, soal teori yang diperlombakan tahun ini sangat sulit sehingga sebagian besar siswa tidak berhasil menyelesaikan test.

Selain itu, Kevin sebenarnya nyaris meraih penghargaan the best experiment dengan skor eksperimen 19,75 dari skor maksimum 20. Sangat disayangkan setelah sesi moderasi, salah satu siswa Taiwan berhasil meraih poin sedikit lebih tinggi daripada Kevin.

Kendati demikian, Yohanes Surya, selaku pimpinan TOFI mengaku cukup puas dengan hasil ini. ’’Sudah sesuai target. Sejak awal kami hanya menargetkan mendapat dua emas,’’ tutur penulis buku ‘mestakung’ yang terkenal itu. Dengan capaian ini, maka tim Indonesia kembali meneruskan tradisi emas di olimpiade fisika internasional yang telah dimulai semenjak tahun 2002.

Selain itu, yang membuat prestasi tersebut patut dikenang adalah tahun ini kali pertama Yohanes Surya tak mendampingi langsung anak didiknya. Menurut Lia, Yohanes masih sibuk mengurus Asian Science Camp di Bali 3 – 9 Agustus mendatang. Yang mendampingi adalah Hendra Kwee, PhD, yang juga adalah alumnus TOFI 1997 dan  Yudistira Virgus, alumnus TOFI 2004.

JAKARTA - Suasana ruang kedatangan terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta Selasa (29/7) tampak ramai. Mulai dari sejumlah siswa SMA hingga pejabat diknas

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News