Industri Islamofobia
Oleh: Dhimam Abror Djuraid
Agama dan umat beragama seolah jadi terdakwa.
Agama dianggap sumber radikalisme dan benih konflik yang membelah warga bangsa.
Akibatnya di Indonesia mulai tumbuh pandangan kuat, janganlah membawa-bawa agama di ruang publik.
Simpanlah agama di ranah domestik.
Sementara ranah politik, etnik, kedaerahan, dan segala atribut lain ketika bermasalah dianggap biasa dan bukan sumber kegaduhan.
Padahal, karena soal politik rakyat terbelah, gedung dibakar, konflik mengeras, dan kehidupan gaduh.
Orang mengelompok dengan fanatik dalam referensi etnik atau kedaerahan tak disebut eksklusif dan intoleran.
Kelompok bersenjata di Papua yang ingin melepaskan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia melakukan kegiatan kekerasan yang masuk dalam kategori terorisme.
Ketakutan terhadap Islam, atau islamofobia, menjadi isu yang terus-menerus diperdebatkan, baik di level Indonesia maupun di level internasional.
- Utang Indonesia Turun di Awal 2024, Ini Penyebabnya
- Ini Peran dan Kontribusi Bea Cukai Terhadap Penerimaan Negara & Pengawasan Perdagangan
- Megajaya.co.id Kembali Buka Gerai di Blustru, Berkonsep Inovatif
- Demi Peningkatan Literasi, Kemenag Siapkan 25 Tema Khotbah Jumat 2024
- Menuju NZE, PT Sasa Gandeng Suryanesia untuk Pemakaian Instalasi PLTS Atap
- Menaker Ida Fauziyah Minta Mitra Industri Aktif Bantu Penempatan Lulusan BBPVP