Industri Kreatif Diharapkan Berbasis Budaya Lokal

Industri Kreatif Diharapkan Berbasis Budaya Lokal
Industri Kreatif Diharapkan Berbasis Budaya Lokal
JAKARTA - Menteri Perindustrian Fahmi Idris mengharapkan keunikan seni-budaya lokal hendaknya dijadikan sebagai dasar pengembangan industri kreatif masyarakat (IKM), sehingga mampu menopang pertumbuhan ekonomi riil. Hal tersebut disampaikan Fahmi saat meresmikan "Sumatera Barat Food & Craft Fair II" yang diikuti oleh 17 kabupaten dan kota se-Sumatera Barat, yang berlangsung dari 4 hingga 7 Agustus 2009, bertempat di Plaza Pameran Industri, Departemen Perindustrian, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Selasa (4/8).

"Jika industri kreatif berkembang tanpa ditopang oleh seni-budaya lokal, maka semua hasil produksinya akan bersifat temporer, tidak memiliki seni tinggi dan keunikan sebagai salah satu ciri produk industri kreatif, dan tidak punya daya saing yang cukup kuat memasuki pasar nasional dan internasional," ujar Fahmi.

Untuk mencapai kesemuanya itu, lanjut Fahmi, memang tidak mudah. Tapi katanya pula, salah satu upaya yang telah dilakukan oleh Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Sumatera Barat yang bersusah-payah membawa ratusan industri kreatif ke ibukota negara ini, merupakan sebuah kegiatan kreatif dan inovatif guna memperkenalkannya kepada konsumen.

"Kegiatan Dekranasda Sumbar ini, selain secara langsung sangat membantu masyarakat pengrajin di daerah, sekaligus juga membantu program pemerintah dalam pengembangan industri, yang akhirnya akan membantu mengatasi masalah pengangguran yang sangat identik dengan kemiskinan," imbuh Menteri Perindustrian itu.

JAKARTA - Menteri Perindustrian Fahmi Idris mengharapkan keunikan seni-budaya lokal hendaknya dijadikan sebagai dasar pengembangan industri kreatif

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News