Industri Rokok Elektrik Dinilai Bakal Terus Tumbuh

jpnn.com, JAKARTA - Industri rokok elektrik atau vape diprediksi bakal terus tumbuh dan memberikan kontribusi cukup besar dalam menggerakkan perekonomian nasional sejalan dengan masifnya perkembangan sektor ini di pelosok negeri.
Ketua Umum Asosiasi Ritel Vape Indonesia (ARVINDO) Fachmi K. Firmansyah menyebutkan saat ini jumlah pelaku industri rokok elektrik atau vape mencapai 5.000 pengusaha, termasuk di dalamnya toko ritel yang tersebar di seluruh Indonesia.
"Lalu, sebanyak 150-200 ribu tenaga kerja terserap dalam industri rokok elektrik. Angka itu diyakini bisa terus berkembang ke depan," ujarnya, Kamis (6/7).
Sejalan dengan makin banyaknya pebisnis vape, kontribusi pada penerimaan negara dalam bentuk cukai terbilang cukup tinggi.
Pada tahun lalu, total setoran cukai dari vape mencapai Rp 1,02 triliun dan berpotensi terus meningkat.
"Angka ini dapat diprediksi meningkat mengingat pemerintah berencana untuk menaikkan tarif cukai rokok elektrik pada 2023 dan 2024 sebesar 15%," serunya.
Salah satu perusahaan yang cukup aktif berekspansi adalah RELX International.
Sejak masuk ke Tanah Air pada 2019, RELX terus memperluas jangkauan pasar dan berkontribusi menggeliatkan perekonomian.
Salah satu perusahaan vape yang cukup aktif berekspansi adalah RELX International.
- Jonathan Frizzy Mangkir pada Pemeriksaan Kedua Terkait Dugaan Vape Mengandung Obat Keras
- Artis Inisial JF dalam Kasus Vape Ilegal ternyata Jonathan Frizzy, Ini Statusnya
- Artis JF Diperiksa Terkait Dugaan Kasus Vape Etomidate Ilegal
- Pemkot Pekanbaru Terapkan Larangan Merokok di Lokasi-lokasi Ini
- Riset Terbaru, Vape Efektif Bantu Perokok Beralih dari Kebiasaan Merokok
- ARVINDO Minta Perlindungan Pemerintah untuk Segmen Open System