Ini Perubahan Jadwal Pementasan Mahakarya WS Rendra 'Panembahan Reso'

Ini Perubahan Jadwal Pementasan Mahakarya WS Rendra 'Panembahan Reso'
Jumpa pers jelang pementasan teater Panembahan Reso, di Bengkel Teater Rendra, Depok, Jumat (26/4). Foto: Dedi Yondra/JPNN.Com

Lakon Panembahan Reso pernah dipentaskan selama tujuh jam di Istora Senayan Jakarta, di tahun 1986. Selama dua hari pementasan itu disaksikan sekitar 15.000 penonton. Setelah itu belum pernah ada lagi kelompok teater yang mementaskan lakon ini.

Penyelenggara menganggap naskah ini masih sangat aktual dipentaskan untuk masa kini. Oleh sebab itu Auri Jaya dan sejumlah tokoh gabungan produser dan seniman teater dari Solo, Yogyakarta, dan Jakarta seperti Seno Joko Suyono, dan Imran Hasibuan, tertarik mengangkatnya kembali.

Sutradara pementasan Panembahan Reso kali ini adalah Hanindawan, yang bakal dibantu asisten sutradara Sosiawan Leak. Pementasan ini juga didukung para seniman yang mumpuni, seperti: Dedek Wahyudi (penata musik), Hartati (penata tari/koreografer), Hardiman Radjab (penata artistik/skenografer), Retno Damayanti (penata busana/kostum) dan Sugeng Yeah (penata lampu). Sebagai konsultan pertunjukan tercatat Ken Zuraida, Edi Haryono, Iwan Burnani Toni, dan Bambang Bujono.

"Sebenarnya pementasan ini terdiri 44 bagian versi asli, saya jadikan 30 bagian. Dari tujuh jam jadi tiga jam. Bukan berarti menghilangkan, tapi kami ambil substansi dan struktur tidak ada hilang, pemain dan alur tidak ada yang kurang.
Dinamika saya pertahankan," ujar sang sutradara.

Sejumlah artis dan pemain teater yang akan berperan dalam pementasan Panembahan Reso. Mereka adalah Whani Darmawan, Sha Ine Febriyanti, Gigok Anuraga, Djarot Budi Darsono, Kodok Ibnu Sukodok, Meong Purwanto, Dedek Witranto, Maryam Supraba, Sruti Respati, Ruth Mariani, Ucie Sucita, dan Dimas Danang.

Panembahan Reso merupakan karya Rendra yang merefleksikan bagaimana di suatu pemerintahan perebutan perebutan kekuasaan diraih dengan cara-cara licik dan penuh darah. Demi kekuasaan, anak-istri, saudara, dan sahabat pun dikorbankan.

Panembahan Reso sejatinya merupakan epos yang merefleksikan betapa hasrat membabi buta terhadap kekuasaan selalu menimbulkan aspek aspek delusional terhadap seorang pemimpin dan pengikutnya. Sejumlah pengamat budaya mengatakan bahwa Panembahan Reso mampu membedah secara dalam watak dan psikologi seorang pemimpin yang telah kehilangan kontrol terhadap akal sehat dan terseret ke ilusi-ilusi pribadi. (mg3/jpnn)

Pementasan mahakarya W.S Rendra bertajuk Panembahan Reso akan digelar pada 25 dan 26 Januari 2020 di Teater Ciputra Artpreneur, Jakarta.


Redaktur & Reporter : Dedi Yondra

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News