Jangan Jadi Generasi Instan

Jangan Jadi Generasi Instan
Mayor (Inf) Agus Harimurti Yudhoyono. Foto: Dokumentasi pribadi for JPNN

Tapi saya mengatakan kepada mereka (NTU)  bahwa saya sebetulnya merepresentasi saja. Itu semua tidak mungkin terjadi tanpa institusi saya, yang membesarkan saya TNI, tanpa seragam yang saya kenakan dan saya mengatakan bahwa ini representasi dalam arti inilah yang dilakukan TNI terutama TNI AD yang setiap saat berusaha untuk menjadi institusi yang lebih professional, institusi yang lebih berarti untuk masyarakat Indonesia. Dan juga lebih berperan untuk perdamaian dunia. Dan itu semua saya dedikasikan untuk itu.

Kalau tadi ditanya apa yang ingin ditularkan setelah mendapat penghargaan ini, saya berharap  dan saya ingin berbagi semangat untuk terus melakukan sesuatu yang positif, sesuatu yang baik. Do the best in anything we do tanpa ada harapan-harapan tertentu untuk bisa diapresiasi, dapat penghargaan.

Tapi sekali lagi saya ingin sebarkan virus positif dalam arti,  mari apapun yang kita lakukan, sekecil apapun, bernilai baik tentu akan memiliki bakat tersendiri dan positif di tengah masyarakat kita. Dan jangan skeptis, “saya bingung mulai dari mana” karena banyak masalah dari luar yang harus dihadapi, tapi always remember kalau kita punya sebuah komitmen, dedikasi untuk berbuat sesuatu itu baik meskipun kecil, nanti pasti ada nilainya.

Apa yang menginspirasi Anda sehingga memilih bidang militer sejak muda?
Saya terus terang ya, terinspirasi oleh apa yang saya lihat. Yaitu tentu ayah saya sendiri, seorang perwira aktif di militer ketika itu yang memiliki rekam jejak yang sangat baik sebagai seorang perwira dan juga capaian-capaian tersendiri yang cukup fenomenal. Termasuk kakek saya, almarhum Sarwo Edhie Wibowo dan juga keluarga besar saya banyak yang militer, termasuk paman saya Pramono Edhie Wibowo, mereka semua menjadi inspirasi saya. Sejak kecil saya ingin masuk militer sebenarnya, masih SD, karena saya akrab dengan kehidupan militer.

Apalagi karena tinggalnya di barak atau di lingkungan militer begitu, penuh dengan mereka yang selalu menggunakan seragam militer dan saya semakin ingin melanjutkan cita-cita itu. Jadi begitu lulus SMP, saya langsung masuk SMA Taruna Nusantara di Magelang yang juga semi-militer. Pada akhirnya saya menentukan pilihan masuk di akademi militer. Saya berpendapat semua pekerjaan itu baik dan mulia tapi saya memilih militer. Itu semua lahir dari diri saya sendiri. Tidak ada paksaan, tidak ada keinginan dari luar, dan orangtua mendukung.

Sebagai seorang tokoh muda, apa yang Anda lihat dari persoalan pemuda saat ini?
Sebelumnya ini saya tidak bicara permasalahan, tapi saya melihat apa yang baiknya dulu. Yang baiknya adalah pemuda Indonesia secara umum lebih cerdas saat ini, lebih berwawasan. Kita berterimakasih dengan teknologi yang hadir di tengah-tengah kita dengan luar biasa. Teknologi kan sekarang sudah di genggaman tangan kita. Bahkan bukan hanya di genggaman tangan kita, sekarang juga ada smartwatch, selain smartphone. Jadi akhirnya orang kalau dulu berpikir dengan memegang satu buku dia bisa ketahui dunia, karena buku adalah jendela dunia, tapi sekarang dengan gadget kita bukan hanya tahu dunia tapi jagat raya. Semuanya bisa kita ingin ketahui hanya dalam waktu hitungan detik dengan teknologi gadget. Jadi seharusnya generasi berikutnya harus semakin cerdas, semakin pintar dalam arti memiliki wawasan yang luas.

Dulu kita mungkin untuk mengetahui ilmu geografi ya harus lihat buku sekolah dulu, oh ternyata di dunia ada sekian ratus negara, benderanya apa saja, lalu kita harus ke perpustakaan. Itu setelah kita belajar dulu. Harus menghabiskan waktu beberapa lama untuk mendapatkan itu. Sekarang ditanya ibukota negara, sekian detik sudah dapat. Langsung dengan demografi, politik dan militer segala macam. Dapat semua.

Jadi kalau generasi muda ke depan tidak lebih pintar, aneh menurut saya. Tetapi yang saya concern, bukan khawatir ya tapi saya ingin kita semua berpikir bahwa jangan sampai kepintaran itu tidak dibarengi sebuah karakter yang kuat. Karena orang pintar tanpa karakter bisa menjadi monster. Berbahaya. Tapi dengan karakter yang baik meyakini bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi itu harus digunakan untuk kepentingan yang baik pula.

SUDAH banyak tokoh muda dari kalangan sipil dari berbagai bidang yang dikenal publik karena mampu menunjukkan prestasi. Namun, sosok muda dari bidang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News