JK dan Mega Imbangi SBY-PKS
Penjajakan Koalisi Hadapi Pilpres
Kamis, 12 Maret 2009 – 09:27 WIB
Menurut Pram --panggilan akrab Pramono Anung-- pertemuan Mega-JK itu akan menegaskan adanya keinginan besar kedua parpol untuk membangun pemerintahan yang kuat dan stabil. Tidak seperti pemerintahan saat ini, ungkap Pram, yang cenderung tidak stabil. Akibatnya, timbul high cost politics dan tensi politik yang juga tinggi.
Baca Juga:
"Kalau PDIP bersama-sama Golkar, kekuatan parlemen bisa 86 persen. Bahkan, kalau menggunakan asumsi di tingkat I dan II (DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota, Red), mencapai 76 persen. Bagaimanapun, ini kekuatan riil," bebernya.
Secara blak-blakan, Pram menyindir pemerintahan SBY. Menurut dia, tanpa support Partai Golkar, SBY sebenarnya tidak akan bisa berbuat optimal. Sebab, suatu kebijakan yang diputuskan di level pusat memerlukan dukungan parlemen dan jaringan pemerintahan di daerah agar bisa berjalan. "Kalau tidak ada Golkar, (pemerintahan SBY, Red) seperti lame duck (bebek lumpuh, Red)," kata Pram.
Dia juga kembali menegaskan bahwa pertemuan Mega-JK belum sampai menyentuh persoalan capres-cawapres. "Belum bicara bagi-bagi jatah, rotinya saja belum ada. Yang penting, dalam menghadapi pemilu tidak perlu tegang-tegang," ujarnya, lantas tertawa.
JAKARTA- Para elite mulai bekerja keras melancarkan strategi untuk memenangkan pemilihan presiden. Penjajakan koalisi dengan bungkus silaturahmi
BERITA TERKAIT
- Ratusan Kader PDIP Semarang Lepas Kirab Obor Abadi Menuju Rakernas Jakarta
- PDIP Melanjutkan Kirab Obor Api Abadi Mrapen, Kali Ini Dilaksanakan di Kota Semarang
- Ngabalin Berkata Begini soal Grace Natalie & Juri Ardiantoro Jadi Stafsus Presiden Jokowi
- Setelah Bertemu Airlangga, Khofifah Bicara Dukungan PPP
- Bursa Pilkada 2024: Raffi Ahmad Berpasangan dengan Ridwan Kamil
- Bambang Pacul Sebut Api Abadi Mrapen akan Membakar Semangat Kader di Rakernas PDIP