Jokowi Tantang Menteri dari PKB Berantas Mafia

Jokowi Tantang Menteri dari PKB Berantas Mafia
Presiden terpilih Joko Widodo memberikan materi di Muktamar PKB 2014 di The Empire Palace Hotel Surabaya, Minggu (31/8). Foto: @BeritaPKB

jpnn.com - SURABAYA - Presiden Terpilih Joko Widodo (Jokowi) menyatakan tugas menteri di kabinetnya nanti cukup berat. Itu karena dirinya memberi syarat bahwa Menteri harus bisa membasmi mafia di sejumlah bidang.

Mafia apa saja yang dimaksud Jokowi? Salah satunya adalah mafia migas. Kata dia, penyebab utama kerugian migas yang diderita Indonesia adalah ulah mafia Migas.

"Mereka menjual minyak ke luar negeri. Setelah diolah terus dijual lagi ke Indonesia," ujar Jokowi saat menjadi pemateri di Muktamar PKB di The Empire Palace Hotel Surabaya, Minggu (31/8).

Mafia lain yang disebut Jokowi ada di bidang pertanian. "Mereka mendatangkan bibit dari luar negeri yang harganya mahal, tentunya ini memberatkan petani," ujarnya.

Jokowi juga menyinggung mafia perizinan. Pria yang populis dengan blusukannya itu mendapat banyak laporan dari daerah tentang sulitnya mendapatkan izin.

"Saya keliling daerah tanya mengurus izin membangun pembangkit listrik berapa hari? Mereka bilang saya salah. Hitungannya bukan berapa hari tapi tahunan. Ada daerah yang sudah ngurus 2 hingga empat tahun. Terakhir di Sumatera Selatan laporannya 6 tahun ngurus izin gak kelar-kelar. Kalau izin saja susah, gimana membangun pembangkitnya," terangnya.

Oleh karena itu, kata Jokowi, siapapun menteri di kabinetnya nanti harus berani memberantas mafia. Jika gagal, Jokowi tak segan memecatnya.

"Tugas menteri yang baru nanti ya harus berani ngatasin mafia. Kalau nanti PKB yang jadi menteri ya harus berani melakukan itu. Nda pintar ya gak apa-apa. Tapi pintar dan berani ya lebih baik," tegasnya. (abu/jpnn)

SURABAYA - Presiden Terpilih Joko Widodo (Jokowi) menyatakan tugas menteri di kabinetnya nanti cukup berat. Itu karena dirinya memberi syarat bahwa


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News