Jumlah Desa yang Krisis Air Bersih Terus Bertambah

Jumlah Desa yang Krisis Air Bersih Terus Bertambah
Warga mengalami krisis air bersih. Foto: JPG/Pojokpitu

Pasalnya, penyaluran bantuan air bersih juga dilakukan instansi terkait lain seperti PDAM dan dinas pekerjaan umum (PU).

Windarto menyatakan, desa yang mengalami krisis air bersih paling banyak berada di wilayah Kecamatan Kebonangung, yakni delapan desa.

Disusul Ngadirojo, Pringkuku, Punung, dan Donorojo masing-masing empat desa. Kemudian, di Kecamatan Pacitan ada tiga desa, yaitu Sambong, Tambakrejo, dan Ponggok. ''Paling sedikit di Bandar, hanya satu desa,'' ujarnya.

Untuk memenuhi kebutuhan air baku, sejumlah warga memanfaatkan air sungai. Beberapa warga desa di Kebonagung, misalnya, menggunakan air kali di tepi jalur lintas selatan untuk mandi dan mencuci hingga memasak dan minum.

Perjuangan lebih berat harus dilalui warga Desa Klesem. Mereka mesti menuruni bukit untuk mencapai sumber mata air.

Sementara itu, di Nganjuk kemarau panjang mengakibatkan bencana kekeringan di Kabupaten Nganjuk terus meluas.

Setidaknya ada tiga desa yang mengajukan permintaan air bersih ke badan penanggulangan bencana daerah (BPBD). Yaitu, Desa Prayungan, Lengkong; Desa Lengkonglor, Kecamatan Ngluyu, dan Desa Genjeng, Kecamatan Loceret.

Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Nganjuk Soekonjono mengatakan, di antara tiga desa yang mengajukan bantuan air bersih itu, hanya satu desa yang masuk surat keputusan (SK) bupati sebagai daerah rawan bencana kekeringan.

Penyaluran bantuan air bersih juga dilakukan instansi terkait lain seperti PDAM dan dinas pekerjaan umum untuk desa yang kekeringan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News