Kalau Punya Niat Harus Jadi

Kalau Punya Niat Harus Jadi
Walikota Solo, Joko Widodo. Foto: Soetomo Samsu/JPNN
Siapkan saja sistem yang bagus. Merekrut orang harus yang benar-benar punya kemampuan. Yang tidak punya niat, ganti saja. Contohnya di Solo,  6,5 tahun silam, pelayanan pembuatan KTP harus makan waktu tiga hingga empat minggu baru kelar. Tergantung ampop.

Lantas saya panggil programer. Dia bilang urus KTP delapan menit selesai. Saya bilang ke masyarakat, sehari selesai. Waktu rapat, ada ada tiga-empat lurah dan camat, merasa keberatan. Dia bilang tak mungkin sejam, tak mungkin sehari. Empat orang yang ngomong gitu, besoknya saya copot karena niat saja tidak punya, apalagi melaksanakan. Saya cari yang punya niat.


Anda merasa berhasil memimpin Solo?

Dengan saya harus bicara yang optimis-optimis. Solo juga pembenahan birokrasinya belum 100 persen. Paling baru 60 persen. Yang 40 persen ini harus kita perbaiki terus. Prinsipnya, kalau ada kekurangan jangan ditutup-tutupi.


Waktu pertama melakukan pembenahan birokrasi, apakah ada resistensi internal?

Tahun pertama ada resistensi. Tahun kedua sudah tidak ada. Kuncinya, harus tegas untuk membenahi sistem. Yang tak punya niat, minggir. Mereka mikir, oh ternyata walikota serius membenahi. Kalau punya niat, harus ditunjukkan, harus jadi.


Cara Anda bisa diterapkan di daerah lain?

BIROKRASI yang bersih tak henti menjadi tema diskusi. Menurut Walikota Solo, Jateng, Joko Widodo, memang yang diperlukan bukan diskusi, bukan teori.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News