Karbon Kanker

Oleh Dahlan Iskan

Karbon Kanker
Dahlan Iskan. Ilustrasi: Jawa Pos

Rasanya baru 20-an pusat kanker yang memilikinya. Di antaranya Jerman, Amerika, Jepang, Tiongkok, Prancis, Korsel.

Rumah sakit universitas di Kota Heidelberg yang memulai di Jerman. Orang pun berbondong ke sana.

Mesin itu sebenarnya 'hanya' semacam alat transportasi. Namun barang yang harus diangkut tidak terlihat mata.

Anda sudah tahu bahwa kita tidak bisa melihat atom. Padahal carbon ion ini lebih kecil dari atom.

Saya pun menyerah. Misalkan diberi uang Rp 100 miliar, tetapi harus bisa mengirim barang sekecil itu.

Apalagi alamat yang harus menerima kiriman itu sulit dicari. Bukan di RT 5 seperti lagu dangdut itu.

Carbon ion tersebut harus diangkut dan harus bisa sampai ke kanker di dalam tubuh. Bahkan lokasinya harus tepat: harus benar-benar sampai di bagian DNA sel kanker itu.

Itu pun tidak cukup. Proses pengiriman itu harus sangat cepat. Agar bahan atom itu tidak meledak di tengah jalan.

Di Tiongkok penderita kankernya 4 juta orang. Tiga juta di antaranya tidak bisa disembuhkan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News