Kasus Century Mulai Ganggu Ekonomi

Kasus Century Mulai Ganggu Ekonomi
DISKUSI - Christianto Wibisono, Nina Sapti, Aviliani dan Dahlan Iskan, saat diskusi terbatas "Anatomi dan Perspektif Kasus Bank Century" di Hotel Aryaduta, Jakarta, Kamis (10/12). Foto: Muhamad Ali/Jawa Pos.
JAKARTA - Kemelut kasus Bank Century yang merambah ke ranah politik, dinilai mulai mengganggu stabilitas ekonomil. Banyak kalangan pun berharap kasus ini cepat tuntas. Pengamat ekonomi yang juga Chairman Global Nexus Institute, Christian Wibisono mengatakan, kasus Bank Century sudah menjadi bola panas yang potensial menggoyang stabilitas di tanah air.

"Saat ini, (kasus Century) sudah mengganggu iklim perekonomian," ujarnya, saat acara diskusi "Anatomi dan Perspektif Kasus Bank Century", di Jakarta. Kamis (10/12). Dalam acara diskusi tersebut, tampil sebagai pembicara antara lain Erry Firmansyah (mantan Dirut Bursa Efek Indonesia), Dahlan Iskan (CEO Jawa Pos Group), Aviliani (ekonom), Nina Sapti (ekonom UI), serta Tony Prasetiantono (ekonom BNI).

Menurut Christian, dari kacamata ekonomi, kebijakan Komite Koordinasi (KK) sebagai tindak lanjut Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) yang menyatakan Bank Century sebagai bank gagal berdampak sistemik dan harus diselamatkan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), tidak dapat dipidanakan. "Kebijakan itu memang harus diambil karena kegentingan yang memaksa (emergency action) dengan resiko krisis seluruh sistem perbankan Indonesia," katanya.

Mantan Dirut Bursa Efek Indonesia, Erry Firmansyah, kemudian menggambarkan kegentingan situasi pada saat itu, November 2008. Menurut Erry, pada bulan itu, pasar modal di seluruh dunia tengah guncang akibat krisis keuangan di AS. "Dalam beberapa hari saja, pasar modal kita drop hingga separuh," ujarnya.

JAKARTA - Kemelut kasus Bank Century yang merambah ke ranah politik, dinilai mulai mengganggu stabilitas ekonomil. Banyak kalangan pun berharap kasus

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News