Kata Pakar soal Sendok dan Pisau di Perut Jahrani

Kata Pakar soal Sendok dan Pisau di Perut Jahrani
Jumrah menunjukkan sejumlah gambar hasil rontgen di perut Jahrani terdapat benda asing seperti sendok hingga pisau. Foto: SAIPUL ANWAR/Kaltim Post/JPNN.com

Telah lama pula diketahui perempuan hamil mengidam benda-benda aneh untuk dimakan (Pica in Individuals with Developmental Disabilities, 2016).

Pica sebenarnya sering ditemukan pada anak-anak berusia 2-3 tahun. Menurut sebuah penelitian, pica menghinggapi 25-33 persen anak-anak pada usia tersebut. Sebesar 20 persen anak-anak yang mengidap pica diketahui mengalami gangguan mental dan autisme.

Sebagian kecil anak bisa membawa kebiasaan itu hingga dewasa meskipun kasus pica jarang ditemukan pada orang dewasa.

Dalam Eating Disorders (2013), gejala itu hanya ditemukan di perempuan hamil atau orang dewasa yang mengalami keterbelakangan mental.

Dalam kasus Jahrani, pemuda itu diketahui berperilaku normal. Tidak, atau belum, ditemukan mengidap keterbelakangan mental maupun autisme.

Menurut Jaya Mualimin, penderita pica dapat disembukan melalui penanganan menyeluruh. "Meliputi pendidikan perilaku yang benar, lingkungan yang mendukung, dan pendekatan keluarga," jelasnya.

Psikiater yang lain dari RSJD Atma Husada, dr Yenny SpKJ, menduga bahwa perbuatan Jahrani termasuk gangguan psikotik.

Dalam kondisi tersebut, seseorang tidak menilai realitas dan mengalami halusinasi. Faktor itu turut mendorong pica menyerang orang dewasa.

Ada sejumlah benda asing, seperti paku, sendok, pisau, di perut Jahraniyang diduga mengalami gangguan psikologis yang disebut pica.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News