Kementan Genjot Produksi Kedelai dan Sosialisasikan Pupuk Organik Hayati

Lebih lanjut, Suwandi mengharapkan memakai cara bertani yang ramah lingkungan dengan menggunakan pupuk organik, pupuk hayati, biopestisida, dan pestisida hayati sehingga lahan menjadi subur, lingkungan lestar, dan produksi tinggi.
Salah satunya adalah pupuk yang dibuat dari rumput dan dedaunan yang segar dan sudah terbukti hasilnya sangat memuaskan.
"Tinggi tanaman rata-rata 80 cm dan bulirnya hingga mencapai ratusan,” kata Suwandi.
Direktur Aneka Kacang dan Umbi Ditjen TP Yuris Tiyanto mengatakan, saat ini, Kementan berkomitmen dengan CV Java Agro Prima (JAP) selaku off taker pengembangan kedelai untuk membeli hasil panen kedelai di sini.
"Jadi, petani kedelai tinggal menaman saja dan jangan khawatir untuk menjual hasil panen karena kami menjamin dengan harga di atas Rp 9 ribu," ungkapnya.
Bagi petani yang membutuhkan modal, sekarang tersedia kredit usaha rakyat (KUR).
"Bunganya kecil dan bayarnya setelah panen. Caranya adalah CV JAP sekaligus mengoordinasi itu untuk memudahkan para petani," ujarnya. (mrk/jpnn)
Kementan menggenjot produksi kedelai dalam negeri dan menyosialisasikan pupuk organik hayati di Sukoharjo
Redaktur & Reporter : Tarmizi Hamdi
- Indonesia Investment Outlook 2025 Dorong Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan
- BPS: Ekonomi Triwulan I 2025 Tumbuh 4,87 Persen
- BigBox AI Meningkatkan Loyalitas Pelanggan lewat Layanan Purna Jual
- Fathi Nilai Kebijakan Ekonomi Trump Ancaman Serius, Pemerintah Perlu Strategi Baru
- KPK Periksa Direktur PT Waruwu Yulia Lauruc Terkait Kasus Pengadaan Karet di Kementan
- Memahami Gagasan Presiden Prabowo Tentang Mengurangi Ketergantungan dengan Negara Lain