Kick-off Liga 1 Molor, Pengeluaran SFC Bertambah Rp 2 Miliar

Kick-off Liga 1 Molor, Pengeluaran SFC Bertambah Rp 2 Miliar
Para pemain Sriwijaya FC saat latihan. Foto: Kris Samiaji/Sumek/dok.JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Manajer Sriwijaya FC Ahmad Haris mengaku kecewa karena kick-off kompetisi harus mundur dari 10 Maret ke medio 18 sampai 25 Maret.

Selain masalah performa tim, dia juga melihat manajemen keuangan klub akan terbebani.

Menurut pria berkacamata tersebut, keuangan tim sudah dianggarkan sampai Oktober 2018 dengan masa persiapan menuju kick-off pada Februari.

Tapi, kemudian dijadwalkan mundur sehingga keuangan pun harus menyesuaikan. Tapi, saat lagi-lagi diumumkan molor sampai 25 Maret, klub menjerit.

"Kami dibilang sama PT LIB ini molor kick-off, bisa 18 sampai 25 Maret. Kalau seperti ini, jangan kasih janji kick-off di 18 Maret, mending pastikan kick-off 25 Maret, tapi itu sudah pasti. Biar mereka siapkan dengan maksimal," tegasnya, usai Team Managers Seminar di Hotel Sultan, Jakarta, Jumat (2/3) malam.

Dengan kondisi ini, tim berjuluk Laskar Wong Kito itu harus bekerja keras memenuhi kekurangan anggaran dari yang telah disiapkan apabila kick-off molor dan mengganggu jadwal finis kompetisi dari yang awalnya Oktober, menjadi November.

"Kami harus siapkan anggaran lebih besar lagi. Janganlah terus setiap tahun begini. Kalau bisa musim depan, kompetisi selesai semuanya bisa dipastikan dari awal, tidak ngambang begini," ungkap Haris.

Saat disinggung pembengkakan pengeluaran akibat jadwal kick-off dan usai kompetisi yang mundur sekitar satu bulan dari rencana awal, Haris memperkirakan nilainya lumayan.

Wakil Manajer Sriwijaya FC Ahmad Haris mengaku kecewa karena kick-off kompetisi harus mundur dari 10 Maret ke medio 18 sampai 25 Maret.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News